Mohon tunggu...
Ana Nur Fitri
Ana Nur Fitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi

Senang mencoba hal baru yang bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sosiologi Modern: Anthony Giddens

10 November 2022   07:48 Diperbarui: 10 November 2022   07:51 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembahasan kali ini mengenai sosiolog asal London, Anthony Giddens. Beliau lahir di London Utara pada tanggal 18 Januari 1938. Giddens memiliki 34 karya yang dibukukan. Salah satu karya yang membuat Namanya besar adalah "The Third Way". Giddens mempelajari ilmu psikologi dan sosiologi yang kemudian menjadi salah satu faktor pemikirannya. Ia pernah menjadi dosen di beberapa universitas ternama, seperti Leiester, Cambridge, dan King's College.

Pemikiran Giddens dipengaruhi oleh  tokoh-tokoh sosiologi klasik, seperti talcot parsons, dan tokoh psikologi sosial, seperti Sigmun Freud. Berbeda dengan kebanyakan tokoh sosiolog lainnnya yang membedakan metodologi makro dan mikro, tesis Giddens  menggabungkan kedua metodologi tersebut. Teorinya yang bernama Strukturasi menggabungkan kedua konsep metodologi. Menurut Giddens, agent yang terdiri dari individu atau kelompok didasari oleh structure atau komponen yang berisi rules dan resource. Rules adalah aturan yang ada dapat berupa constraining dan enabling. Sedangkan resources adalah modal yang berisi seperangkat alat pendukung tindakan agent. Structure sejatinya ada di dalam diri setiap agen. Ini lah yang disebut Giddens dualitas. Namun demikian, Giddens mendapatkan kritik karena pembahasannya lebih berfokus pada konsep mikro.

Agency adalah agent yang memiliki kekuatan untuk membentuk masyarakat melalui perubahan sosial. Namun, tidak semua agent merupakan agency. Ada syarat yang harus dipenuhi oleh individu atau kelompok untuk dapat dikatakan sebagai agency. Agent harus memiiki unconsciousness, discursive atau memahami dan mengetahui yang kemudian diwujudkan dalam tindakan nyata atau yang disebut dengan practical. Jika memenuhi ketiga syarat tersebut, barulah dapat dikatakan individu  atau kelompok tadi sebagai agent perubahan sosial. Ini yang disebut dengan strukturasi. Sebagai mahasiswa, teori strukturasi Giddens dapat lebih mudah kita pahami dengan adanya contoh berupa peran mahasiswa yaitu sebagai agent of change. Tidak semua mahasiswa menjadi agen perubahan sosial. Hanya mahasiswa yang dengan kesadarannya memiliki modal berupa pemahaman serta pengetahuan yang diwujudkan dalam tindakan sosial yang menghasilkan perubahan lah yang dapat disebut sebagai Agent of Change, seperti yang dijelaskan oleh Giddens dalam teori strukturasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun