Mohon tunggu...
Ana Sopiatul Ulum
Ana Sopiatul Ulum Mohon Tunggu... -

Pelajar yang cita-citanya ingin menjadi pengajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Senyum Tulus dari Seorang Pejuang Asa

1 Februari 2019   20:37 Diperbarui: 1 Februari 2019   20:50 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jiwanya yang kuat, begitu pun dengan raganya. Karena hatinya sebagai penyokong di antara jiwa dan raganya. Hati yang begitu tulus menerima keadaan di dalam ketidak nyamannan, hati yang terus mendorong agar sinerginya tetap kuat, senyum tulus dari bibir mungilnya karena dorongan dari hati, dan bagaimana hati menjaga rindu yang begitu kuat akan rumah dan keluarga yang ia tinggalkan, kebahagiaan dan kesedihannya bukan karena keadaan, tetapi karena hati. 

Senyuman tulus dari hatinya yang membuat ia terus berjuang mendobrak pintu ketidak mungkinnan dalam hidup. Hari ke hari dan malam ke malam ia lalui dengan terus bermimpi dengan penuh harap dan cinta. Doanya di jadikan sebagai penguat hati, agar senyum tulusnya selalu membentang di antara lautan kesedihan dan kesabaran yang menjadi hamparannya. Senyum tulus dan kesabarannyalah yang akan menghasilkan lautan asa yang terus di damba-damba.

Selamat berjuang dengan penuh harap, tetaplah berjuang meski penuh dengan tantangan dan air mata. Wujudkan segala mimpi, agar cinta, rindu, dan rasa bahagia yang sebenarnya hadir dalam nyata. Aku mencintai diriku sendiri, dan semoga selalu bahagia dijalan Allah. :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun