Panik, Takut, merusak, dan Shock, itulah mungkin bayangan kita mengenai Bencana Alam. Akhirnya manusia sebagai makhluk yang mudah beradaptasi melakukan beberapa hal yang terkait dengan bencana, yaitu menghindari bencana dengan menyesuaikan diri dengan keadaan yang ada, dan bila bencana sudah terjadi maka manusia akan meyelamatkan diri, orang lain, harta bendanya, serta menangani bencana yang terjadi agar tidak menjadi lebih parah, dan setelah kekacauan bencana berakhir, manusia harus menata kembali hidupnya untuk bisa melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasa. Tiga komponen tersebutlah yang kita sebut dengan Mitigasi.
[caption caption="Lokasi Bencana Dusun Jemblung, Karangkobar, Banjarnegara"][/caption]
Pada Hari Selasa, tanggal 8 Desember 2015, mahasiswa S1 PWK Undip dengan Mahasiswa S2 Magister Pembangunan Wilayah dan Kota Undip yang sedang tugas belajar dari KemenPUPera mengadakan Ekskursi (kunjungan lapangan) ke Karangkobar, Banjarnegara. Untuk mempelajari bagaimana manajemen bencana yang dilakukan oleh BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Banjarnegara.
[caption caption="Foto bersama Rombongan S1, S2, dan Dosen PWK Undip di depan BPBD Banjarnegara"]
Agenda pertama, kami mengunjungi Kantor BPBD Banjarnegara untuk melihat sarana yang digunakan untuk menanggulangi bencana. Setelah itu, kami bersama dengan tim dari BPBD Banjarnegara mengunjungi lokasi di Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara. Jalan yang ditempuh cukup ekstrem, bahkan ada banyak papan "Awas daerah Rawan Bencana Longsor" yang dipasang BPBD di sepanjang jalan.
[caption caption="Jalan menuju lokasi yang sempit dan terjal"]
[caption caption="Jalan menuju lokasi terkena longsor, padahal jalan ini menghubungkan Banjarnegara Kota dengan Kawasan wisata Dieng"]
Saat melihat langsung di Lokasi, ternyata sama seperti yang kita lihat di Televisi maupun Internet, namun kita betul-betul bisa melihat bagaimana Dahsyatnya Alam meluluhlantahkan 1 dusun yang sebelumnya damai dan aman di bawah bukit, yang konon di atasnya ada telaga Lele. Dampak longsornya mengerikan, 1 dusun tertimbun tanah akibat turunnya tanah dari bukit ke bawahnya, mengikuti gravitasi dan air yang membawanya. 112 orang tewas karena peristiwa ini, serta beberapa orang yang menonton proses evakuasi dan relawan yang membantu evakuasi turut menjadi korban saat terjadi longsor susulan di hari yang sama, 12 Desember 2014. Hanya 1 rumah saja yang utuh dan 1 rumah yang atapnya saja yang masih terlihat yang selamat dari kejadian nahas tersebut.
[caption caption="Monumen Serpihan Duka Longsor Jemblung yang dibuat warga untuk memperingati longsor "]
Selanjutnya, kami menuju ke Hunian Tetap (Huntap) Relokasi Pasca Bencana Dusun Jemblung. Terdapat 27 rumah yang ada di situ, serta dilengkapi dengan 1 TPQ, 1 Aula, dan sebuah masjid. Tak hanya itu, jalannya sudah di Rabat Beton serta infrastrukturnya sangat kompolit meliputi Drainase, Air Bersih, listrik, dan tempat sampah. Kemudian di setiap rumah juga sudah dilengkapi antene parabola dan perabot rumah tangga yang komplit. Semua orang pasti bertanya-tanya seberapa mahalkah bangunan tipe 60 ini? Ternyata bangunan ini tidak mahal, namun murah, hanya 70 juta / unitnya. Serta Huntap ini diserahkan kepada warga secara GRATIS.
[caption caption="RISHA dipakai sebagai konstruksi HUNTAP Pasca Longsor Dusun Jemblung"]