Mohon tunggu...
AmYu Sulistyo
AmYu Sulistyo Mohon Tunggu... Mahasiswa -

@amyu12 || Ambar Sulistyo Ayu || Seorang Calon Perencana yang Real akan merealisasikan rencana membuat Kota Impian dunia || T.PWK Undip 2012 || Project taker

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Alun-alun dan Taman yang Semau Gue

30 September 2015   11:58 Diperbarui: 30 September 2015   13:03 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="http://tamanberlibur.blogspot.co.id/2015_01_01_archive.html"][/caption]

Suatu hari ketika saya pengen sekali beristirahat setelah capek bekerja, saya duduk di masjid bersama-sama dengan teman saya. Yang kami nikmati adalah pemandangan hijau yang indah dari tanaman yang ditanam di depan masjid dan angin sepoi-sepoi yang melintasi tubuh kami. Pikiran menjadi segar, dan seusai itu kami bisa melanjutkan pekerjaan kami dengan maksimal.

Di hari lain, saya ingin mengganti suasana bekerja saya. Yaitu mengerjakan tugas di taman agar pikiran saya lebih fresh dalam bekerja. Saya mencoba untuk menemukan taman publik dengan fasilitas listrik dan meja untuk menempatkan laptop saya di sana. Namun saya tidak menemukan taman dengan kriteria tersebut, jadi saya harus pergi ke gazebo kampus atau Cafetaria sekitar kampus saya untuk bekerja secara outdoor. Sayapun tidak mendapatkan taman yang sesuai dengan kriteria saya.

Nah, gagasan utama ruang publik menurut saya adalah “Taman yang Semau gue, apa yang gue butuhin kudu ada coy” Proses partisipatif dalam desain termasuk membuat bagaimana sebuah ruang publik ramah bagi semua kalangan dan menjadikan masyarakat mau menggunakan public space gratis dengan ceria.

Sebuah paradigma baru yang berkembang untuk membuat atau melindungi ruang publik. Mengaktifkan komponen dari agenda kota baru aturan dan perundang-undangan untuk menciptakan dan melindungi akses ke ruang publik, perencanaan kota dan desain untuk memberikan jumlah yang memadai dan ruang publik yang berkualitas baik, dan keuangan perkotaan dan ekonomi untuk nilai-nilai berbagi, mempromosikan pembangunan ekonomi lokal, menyediakan lapangan kerja dan menarik investasi.

Nah, menurut lembaran isu Habitat III tentang Ruang Publik, semestinya Ruang Publik memiliki sifat

Public Space – Ruang publik adalah semua tempat milik publik atau digunakan publik, dapat diakses dan menyenangkan bagi semua, secara gratis, dan tanpa motif keuntungan. Ini termasuk jalan-jalan, ruang terbuka dan fasilitas umum.

Urban Commons - commons secara tradisional didefinisikan sebagai unsur lingkungan - hutan, atmosfer, sungai, perikanan atau tanah penggembalaan - yang dibagikan, digunakan dan dinikmati oleh semua. Saat ini, commons atau sumber daya juga mencakup barang-barang publik, seperti ruang publik, pasar, pendidikan masyarakat, kesehatan dan infrastruktur yang memungkinkan masyarakat untuk menggunakannya.

Placemaking - Placemaking mengacu pada proses kolaboratif membentuk ranah publik dalam rangka memaksimalkan nilai bersama. Lebih kepada mempromosikan desain perkotaan yang lebih baik, placemaking memfasilitasi penggunaan, perhatian khusus pada identitas fisik, budaya, dan sosial yang menentukan tempat.

[caption caption="Photo dari Playproject dari Stefen Chow at National Geographic, 2015"]

[/caption]

Contoh kecil adalah dari Singapura, yang memiliki Playproject untuk mempromosikan bahwa taman bermain yang unik. Dengan dana dari 50SG untuk merayakan tahun ke-50 Singapura) yang membuat foto udara dari drone sehingga kita bisa mendapatkan desain lansekap dari setiap taman bermain. Playproject membuat model aplikasinya dengan Peta MRT, sehingga ketika kita mengekliknya, kita dapat mengetahui taman bermain apasaja yang ada di sekitar stasiun MRT yang kita klik.

Walkability - Sejauh mana lingkungan yang ada ramah kepada orang-orang yang bermobilisasi dengan berjalan kaki dapat menjangkau tempat tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi walkability di antaranya: konektivitas jalan; penggunaan lahan campuran; kepadatan perumahan; Kehadiran pohon dan vegetasi; frekuensi dan berbagai bangunan, pintu masuk dan sensasi frontages di sepanjang jalan.

Equality - melibatkan distribusi manfaat yang sistematis dari pertumbuhan atau pembangunan, dengan kerangka hukum yang memastikan adanya institusi melindungi hak-hak orang miskin, minoritas dan kelompok rentan. Jadi kesetaraan bukan untuk membuat hal yang sama untuk satu sama lain, tapi juga memberikan fasilitas penunjang bagi beberapa masyarakat berkebutuhan khusus, seperti kaum difabel dan manula.

Sebenarnya, kita memiliki kearifan lokal yang sudah ada sejak lama di Indonesia (Khususnya di jawa), yang kita sebut Alun-alun. Jika kita ingin mencari makanan yang unik pada kota Di Pulau Jawa, saya biasanya memiliki 2 pilihan. Pertama, mencari di Google di mana lokasi restoran yang menjual makanan khas suatu kota, dan kedua, mencoba untuk mencari "Alun-alun" karena biasanya memang di sana merupakan pusat kuliner di sebuah kota. Saya membukti sendiri bahwa saya bisa menemukan banyak objek wisata kuliner di alun-alun. Seperti misalnya di Pekalongan, kita bisa menemukan Nasi Megono di sana.

Beberapa contoh public space di Indonesia yang sudah baik antara lain Taman Bungkul, Surabaya. Di Taman Tersebut telah dilengkapi fasilitas umum seperti plaza untuk konser music dan pertunjukan kreativitas, skateboard & BMX track, jogging track, taman bermain, green park dengan air mancur, dan pujasera. Dan Taman Bungkul mendapatkan penghargaan dari PBB berupa Asian Townscape Award pada tahun 2013.

Contoh lain adalah Alun-alun Bandung yang dibuat dengan proses kreatif dan partisipatif oleh Ridwan Kamil sebagai Walikota Bandung. Alun-alun ini Ini memiliki beberapa fasilitas yang dapat dipakai oleh pengunjung seperti tempat parkir di basement Masjid Agung. Uniknya alun-alun ini, rumput yang digunakan adalah rumput Syntethic untuk mempermudah dan menghemat biaya perawatan.

[caption caption="Alun-alun kota tegal, ada peneduh di pinggir berupa bangunan berbentuk kapal"]

[/caption]

Dan favorit saya untuk dikunjungi adalah Alun-alun Kota Tegal. Alun-alun di kota Ngapak ini memiliki bentuk yang unik (setengah lingkaran), banyak tempat berteduh yang tersedia di sepanjang pinggiran alun-alun. Selain itu alun-alun ini memiliki toilet umum di sekitar kompleksnya. Kita juga dapat menikmati makanan tradisional seperti Tahu Aci.

Jadi, jika kita ingin memiliki ruang publik yang ramah, kita harus tahu apa yang menjadi kebutuhan masyarakat. Serta, kita harus menyediakan semua fasilitas, terutama fasilitas bagi kaum yang memikiki kebutuhan khusus seperti untuk kalangan difabel dan manula. Diharapkan dengan terkelolanya penataan ruang publik juga dapat menyelesaikan masalah permukiman yang ada. Saya berharap bahwa New Urban Agenda yang akan disusun di HABITAT III di 2016 akan membuat beberapa rumusan agenda yang dapat menggerakkan semua negara di sunia untuk membuat ruang publik yang lebih baik.

 

Source:

UN-­‐Habitat 2013. Streets as Public Spaces and Drivers of Urban Prosperity. Nairobi.

UN-­‐Habitat 2015. HABITAT III ISSUE PAPERS 11 – PUBLIC SPACE.New York.

 

Untuk Lomba: Ruang Publik Kota untuk Semua

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun