Walkability - Sejauh mana lingkungan yang ada ramah kepada orang-orang yang bermobilisasi dengan berjalan kaki dapat menjangkau tempat tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi walkability di antaranya: konektivitas jalan; penggunaan lahan campuran; kepadatan perumahan; Kehadiran pohon dan vegetasi; frekuensi dan berbagai bangunan, pintu masuk dan sensasi frontages di sepanjang jalan.
Equality - melibatkan distribusi manfaat yang sistematis dari pertumbuhan atau pembangunan, dengan kerangka hukum yang memastikan adanya institusi melindungi hak-hak orang miskin, minoritas dan kelompok rentan. Jadi kesetaraan bukan untuk membuat hal yang sama untuk satu sama lain, tapi juga memberikan fasilitas penunjang bagi beberapa masyarakat berkebutuhan khusus, seperti kaum difabel dan manula.
Sebenarnya, kita memiliki kearifan lokal yang sudah ada sejak lama di Indonesia (Khususnya di jawa), yang kita sebut Alun-alun. Jika kita ingin mencari makanan yang unik pada kota Di Pulau Jawa, saya biasanya memiliki 2 pilihan. Pertama, mencari di Google di mana lokasi restoran yang menjual makanan khas suatu kota, dan kedua, mencoba untuk mencari "Alun-alun" karena biasanya memang di sana merupakan pusat kuliner di sebuah kota. Saya membukti sendiri bahwa saya bisa menemukan banyak objek wisata kuliner di alun-alun. Seperti misalnya di Pekalongan, kita bisa menemukan Nasi Megono di sana.
Beberapa contoh public space di Indonesia yang sudah baik antara lain Taman Bungkul, Surabaya. Di Taman Tersebut telah dilengkapi fasilitas umum seperti plaza untuk konser music dan pertunjukan kreativitas, skateboard & BMX track, jogging track, taman bermain, green park dengan air mancur, dan pujasera. Dan Taman Bungkul mendapatkan penghargaan dari PBB berupa Asian Townscape Award pada tahun 2013.
[caption caption="Alun-alun kota tegal, ada peneduh di pinggir berupa bangunan berbentuk kapal"]
Dan favorit saya untuk dikunjungi adalah Alun-alun Kota Tegal. Alun-alun di kota Ngapak ini memiliki bentuk yang unik (setengah lingkaran), banyak tempat berteduh yang tersedia di sepanjang pinggiran alun-alun. Selain itu alun-alun ini memiliki toilet umum di sekitar kompleksnya. Kita juga dapat menikmati makanan tradisional seperti Tahu Aci.
Jadi, jika kita ingin memiliki ruang publik yang ramah, kita harus tahu apa yang menjadi kebutuhan masyarakat. Serta, kita harus menyediakan semua fasilitas, terutama fasilitas bagi kaum yang memikiki kebutuhan khusus seperti untuk kalangan difabel dan manula. Diharapkan dengan terkelolanya penataan ruang publik juga dapat menyelesaikan masalah permukiman yang ada. Saya berharap bahwa New Urban Agenda yang akan disusun di HABITAT III di 2016 akan membuat beberapa rumusan agenda yang dapat menggerakkan semua negara di sunia untuk membuat ruang publik yang lebih baik.
Source:
UN-‐Habitat 2013. Streets as Public Spaces and Drivers of Urban Prosperity. Nairobi.