“Ciyeeee nada, dari siapa itu bu?” tanya anak sekelas yang seluruhnya saling bersautan. Aku terkejut ada yang memilihku, padahal aku sendiri merasa aku belum sehebat seperti apa yang sekiranya surat itu utarakan. Saat teman-teman melihat suratnya, mereka bingung karena tidak ada satupun yang tahu surat siapa itu, tulisannya tidak dikenal. Benar-benar untuk menuliskan surat itu sang penulis membedakan tulisannya dengan tulisan sehari-harinya.
****
“Kamu sudah tahu siapa yang menulis surat itu?”
“belum, Di.” jawabku. Sebenarnya aku penasaran, tapi lupakan, mungkin saat itu si penulis tidak serius.
“Jika penulisnya adalah aku apakah kau percaya, Nad?”
Lalu tatapannya berpendar. Aku hanya bisa terdiam.