Mohon tunggu...
AmYu Sulistyo
AmYu Sulistyo Mohon Tunggu... Mahasiswa -

@amyu12 || Ambar Sulistyo Ayu || Seorang Calon Perencana yang Real akan merealisasikan rencana membuat Kota Impian dunia || T.PWK Undip 2012 || Project taker

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dicari: Peraih Nobel Perdamaian untuk Rohingya (Kemana Aung San Suu Kyi?)

26 Mei 2015   01:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:36 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ucapan pertama dari saya adalah, semoga tidak menyinggung SARA.

[caption id="attachment_385523" align="aligncenter" width="300" caption="Aung San Suu Kyi sang peraih Nobel Perdamaian yang terpaksa bungkam"][/caption]

Kita tentu masih ingat beberapa tahun silam nama Aung San Suu Kyi ada di tiap layar kaca berita yang kita tonton, iya, saya kagum dengan beliau, mendekam sebagai tahanan rumah selama 15 tahun dari 21 tahun masa penahanannya sejak pemilihan umum tahun 1990 saya tidak habis pikir bagaimana beraninya dia memperjuangkan demokrasi dari negaranya sendiri. Namun nama itu seketiika dicari kembali ketika pembantaian etnis Rohingya, karena dia tidak pernah muncul setelah beberapa tahun pembantaian ini berlangsung. (saat ini mulai hot lagi beritanya, sebenarnya sudah ada sejak beberapa waktu lalu)

Berbagai media masa cetak maupun elektronik bertanya, kemana peraih Nobel perdamaian itu. Bukannya Pembantaian etnis ini menyinggung Hak Asasi Manusia. Padahal bisa jadi "Word Power"nya dapat terpakai lagi dalam kasus ini.

"Words allow us to express our feelings, to record our experiences, to concretize our ideas, to push outwards the frontiers of intellectual exploration. Words can move hearts, words can change perceptions, words can set nations and peoples in powerful motion. Words are an essential part of the expression of our humanness. To curb and shackle freedom of speech and expression is to cripple the basic right to realize our full potential as human beings". ~Aung San Suu Kyi~


Saya sangat merindukan kata-kata ini dipakai lagi untuk mendasari pemberian hak kewarganegaraan kepada etnis rohingya. Apa pasal, sejak awal di Myanmar sendiri juga terdiri atas banyak etnis. mulai dari Etnis Siam Thailand, etnis Mon, Etnis Karen, Etnis Kachin, Etnis Kayah, Etnis Rakhine. Lalu Etnis Birma merupakan "Pendatang" dari Tibet, sehingga saya juga heran apa bedanya mereka dengan Rakhine dan Rohingya yang sama-sama "pendatang" (bedanya Rakhine dan Rohingya dari bangladesh). Ternyata bedanya Etnis Birma memegang Militer dan mengambil alih kekuasaan . Muncul istilah Birmaisasi (yang hampir sama seperti faham Fasisme di eropa tempo dulu dan pemikiran Hitler zaman dulu) di mana Etnis Non-Birma merasa di Tindas oleh paham tersebut. Sementara Aung San Suu Kyi sendiri selain didukung oleh etnis Birma yang tidak suka dengan pemerintahan Junta Militer serta seluruh etnis Non-Birma.
Iya sih, saya akhirnya setuju juga bahwa Aung San Suu Kyi sudah berbicara setelah lama diam lewat partainya. "Saya tidak diam karena perhitungan politik," . "Saya diam karena, siapa pun yang berdiri di sebelah saya, akan terancam oleh banyak pertumpahan darah. Jika saya berbicara untuk hak asasi manusia, mereka (Rohingya) hanya akan menderita. Akan ada lebih banyak darah. "
Terdengar seram tapi itulah realitanya. Dia masih belum berani bertindak karena Junta Militer yang ada masih sensitif dengan berbagai kata-katanya. Untuk sekarang pisau masih tajam belum tumpul sehingga Aung San Suu Kyi membutuhkan banyak keberanian untuk membela etnis rohingya di muka umum.

Nah, saya yang penasaran mencoba mencari apa bedanya masing-masing etnis dilihat dari wikipedia.


  • Bamar/Birma. Dua pertiga dari total warga Myanmar. Beragama Buddha, menghuni sebagian besar wilayah negara kecuali pedesaan.
  • Karen. Suku yang beragama Buddha, Kristen atau paduannya. Memperjuangkan otonomi selama 60 tahun. Menghuni pegunungan dekat perbatasan dengan Thailand.
  • Kayah. Etnis yang beragama Buddha yang berkerabat dengan etnis Thai.
  • Arakan. Juga disebut Rakhine, umumnya beragama Buddha dan tinggal di perbukitan di Myanmar barat.
  • Mon. Etnis yang beragama Buddha yang menghuni kawasan selatan dekat perbatasan Thailand.
  • Kachin. Kebanyakan beragama Kristen. Mereka juga tersebar di Cina dan India.
  • Chin. Kebanyakan beragama Kristen, menghuni dekat perbatasan India.
  • Rohingya. Etnis yang beragama Islam yang tinggal di utara Rakhine, banyak yang telah mengungsi ke Bangladesh atau Thailand.


Mereka Butuh Next Nelson Mandela

[caption id="attachment_385524" align="aligncenter" width="300" caption="Kita Butuh penyuara anti apartheid di Myanmar"]

1432576673435725314
1432576673435725314
[/caption]

Mungkin Aung San Suu Kyi tidak cukup, mereka butuh manusia yang anti apartheid untuk memperjuangkan hak-hak atas Rohingya. bedanya jika di afrika selatan mereka berkulit putih vs hitam. kalau di Myanmar berkulit kuning langsat vs coklat tua. Kita tentu teringat bagaimana Nelson Mandela mempejuangkan banyak hal yang sulit tentang ketidak adilan yang terjadi di negaranya. Perjuangannya tidak sia-sia karena apartheid di Afrika Selatan terhapuskan, dan dia meninggalkan Warisan yang komplit di akhir hayatnya. Kini Afrika selatan menjadi salah satu negara yang diperhitungkan derajatnya di dunia dengan kerukunan antar ras yang sangat baik. Terbukti lewat penyelenggaraan Piala Dunia 2010 yang tanpa cela yang berarti.

Mungkin saja mereka butuh Bhinneka Tunggal Ika

[caption id="attachment_385525" align="aligncenter" width="300" caption="Indonesia Memegang Teguh Bhinneka Tunggal Ika"]

14325768381345210781
14325768381345210781
[/caption]

Kita tentu masih memegang teguh Bhinneka Tunggal Ika ini, karena kita hidup di Indonesia dengan perbedaan suku, agama, dan ras yang paling mencolok di dunia. Jika tidak memegang falsafah ini maka saya kira tidak akan ada orang sunda menikah dengan orang batak atau orang jawa bersahabat dengan orang dayak. Memang masih ada ribut di sana sini, namun tidak seperti apa yang terjadi di Myanmar. Menengok sedikit sejarah Bhinneka Tunggal Ika yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu, Kalimat ini digubah oleh Mpu Tantular dalam naskahnya yang berjudul Kakawin Sutasoma, dikarang sekitar abad ke-14 saat Majapahit berkuasa. Kakawin ini mengajarkan tentang toleransi antara umat Hindu dan Buddha yang terjadi saat zaman tersebut. Pertanyaannya mampukah Myanmar mengaplikasikan Bhinneka Tunggal Ika untuk mereka pinjam demi kedamaian negeri mereka?

Atau Mari kita Doakan semoga Ashin Wirathu menyerukan kedamaian yang Hakiki

[caption id="attachment_385526" align="aligncenter" width="300" caption="Saya yakin dia telah jauh dari ajaran agamanya"]

1432576896624905502
1432576896624905502
[/caption]

Hampir lupa, ada satu tokoh penting penyebab pembantaian etnis Rohingya yang harusnya dibahas sejak awal. dikutip dari berbagai berita. Ashin Wirathu adalah penggerak kelompok ekstremis antimuslim yang bernama ‘969’ dan melakukan pembunuhan pada 2001, sempat dihukum penjara selama 25 tahun, namun anehnya dia bebas tahun 2010. (yang saya heran di sini bukannya bikshu ga boleh membunuh ya?) Bebas dari penjara, dia melakukan provokasi lewat media sosial, menyebar ceramah yang berisi kebencian pada agama Islam yang masih minoritas di Myanmar lewat Youtube dan Facebook. Pengikut paham kekerasan Ashin pun mencapai 37 ribu orang. Puncaknya tahun 2012 terjadi pertumpahan darah antara kaum Buddhis dan muslim Rohingya yang banyak mendiami Propinsi Rakhine, Myanmar. Ashin membakar semangat pengikutnya dengan pidato kemarahan dan kebencian. Di setiap ceramah kalimat pembukanya adalah : “Apapun yang kamu lakukan, lakukanlah sebagai seorang nasionalis”. Selain itu dia sering membawa serta teman-teman bikshunya untuk mendemo pemerintah agar mengusih kaum rohingya ke negara dunia ketiga (kayak Myanmar bukan negara berkembang aja -_-) dan menyalahkan etnis Rohingya dalam hal apapun.
Ketakutan bahwa Islam akan menjadi mayoritas dengan tingkat reproduksi yang tinggi selalu diungkit Ashin. Ia juga membuat propaganda atas nama agama Buddha yang menyalahkan pernikahan antara pria muslim dan wanita Buddha yang membuat wanita itu pindah agama. Akibatnya Ashin mengkampanyekan pelarangan wanita Buddha untuk menikah pria agama lain.

[caption id="attachment_385529" align="aligncenter" width="300" caption="Massa pendukung Ashin Wirathu menyuarakan kebencian pada etnis Rohingya"]

14325775761004614501
14325775761004614501
[/caption]

Ashin dan pengikutnya ditakuti di negara tersebut karena siapapun yang berbeda pandangan, maka bisa jadi target pembunuhan juga. Tak semua masyarakat Myanmar mendukung Ashin Wirathu, namun untuk masalah Rohingya, sepertinya pemerintah Myanmar pun tak banyak bereaksi. Wirathu pernah menjadi coverboy majalah TIME pada Juli 2013. Judul yang diambil Time adalah The Face of Buddhist Terror? atau Inikah Wajah Teror Buddha? dan di dalamnya dia mengakui bahwa dia adalah Osama bin Laden versi Myanmar.
Sebenarnya dari beberapa analisis yang dilakukan di berbagai belahan dunia, Agama bukanlah penyebab utama suatu konflik di dunia, bahkan ras pun juga begitu. Yang paling mempengaruhi adalah kekuasaan politik. (belakangan ternyata kata-kata saya ini benar, bisa lihat artikel kompasiana yang lain dengan klik tulisan ini) Akibat dominasi politik dan saling rebut kepentingan, suku, ras, dan agamapun ikut terseret, mereka ternoda akibat politik, sama seperti yang terjadi di Myanmar. Tentu saja saya sangat percaya bahwa output dari agama Buddha bukanlah pertumpahan darah. (bisa kita bandingkan dan lihat umat Buddha di Indonesia, mereka sangat menjunjung cinta kasih yang damai, berbeda dengan yang terjadi di Myanmar saat ini)

Hanya bisa berdoa

[caption id="attachment_385527" align="aligncenter" width="300" caption="Please Save Rohingya, Everyone.."]

1432577107645668217
1432577107645668217
[/caption]

Pengungsi Rohingya saat ini berada di mana-mana, mencari suaka dan keselamatan ke negara lain hanya demi bisa hidup layak sampai mereka mampu kembali ke tanah mereka dengan tenang. Banyak yang akhirnya selamat namun dengan kondisi memprihatinkan, di Malaysia, di Thailand, dan di negeri kita Indonesia. Semoga Konflik Rohingya ini cepat berakhir dengan damai. Mungkin tak perlu Aung San Suu Kyi atau Nelson Mandela. Entah siapa yang akan meraih nobel perdamaian selanjutnya, saya harap ada atau tidaknya figur kedamaian, tetap Kedamaian dapat terjadi di seluruh negeri di Dunia ini.

Sumber:
http://luar-negeri.kompasiana.com/2012/07/29/inilah-kronologis-lengkap-pemicu-tragedi-rohingya-481586.html
http://sejarah.kompasiana.com/2015/05/23/rohingya-sebuah-tinjauan-sejarah-konflik-yang-berkepanjangan-719132.html
http://www.huffingtonpost.com/2014/12/05/aung-san-suu-kyi-rohingya_n_6271850.html
http://berita.suaramerdeka.com/umat-walubi-tak-terpengaruh-ashin-wirathu/
http://dunia.tempo.co/read/news/2015/05/24/118668963/cara-ashin-wirathu-sebarkan-kebencian-terhadap-muslim-rohingya
http://www.goriau.com/internasional/ashin-wirathu-biksu-buddha-inilah-penyebab-muslim-rohingya-diperkosa-dibantai-dan-diusir.html
http://www.iberita.com/74649/dalang-pembunuhan-muslim-rohingya-adalah-biksu-ashin-wirathu
http://dunia.tempo.co/read/news/2015/05/24/118668961/kenalkan-ashin-wirathu-biksu-pembenci-muslim-rohingya
http://dunia.tempo.co/read/news/2015/05/24/118668949/derita-rohingya-suu-kyi-tetap-bungkam-partai-buka-suara
http://dunia.tempo.co/read/news/2015/05/24/118668945/rohingya-dibantai-dan-diusir-di-mana-aung-san-suu-kyi
http://id.wikipedia.org/wiki/Aung_San_Suu_Kyi
http://id.wikipedia.org/wiki/Myanmar
http://id.wikipedia.org/wiki/Bhinneka_Tunggal_Ika
http://regional.kompasiana.com/2012/07/30/fakta-di-balik-tragedi-rohingya-dan-menyingkap-foto-foto-hoax-tragedi-rohingya-475327.html

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun