Padahal persaingan global semakin meningkat dan tak terkendali. Belum lagi tekanan dari dunia internasional agar Indonesia menegakkan azas demokrasi, antikorupsi, profesionalisme, desentralisasi dan semakin membuka diri. Bila kita tidak mulai mempersiapkan diri kita akan terjajah dinegeri sendiri. Untuk itu benahi sistem pendidikan, permurah dan permudah pendidikan untuk masyarakat miskin, hapuskan pajak buku kertas tinta dan semua material pendukungnya yang menyebabkan tingginya harga buku, tingkatkan profesionalisme dan kesejahteraan guru serta lengkapi mereka dengan fasilitas pendukung dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain, reformasi pendidikan mutlak dilakukan. Semua komponen pendidikan baik siswa, guru, orang tua, institusi sekolah, pemerintah, wakil-wakil rakyat dan seluruh lapisan masyarakat, harus komitmen dan bahu membahu untuk meningkatkan potensi sumber daya manusia (SDM) Indonesia. Pendidikan harus mampu mengembangkan SDM yang berpengetahuan, terampil, punya integritas, sehat jasmani dan rohani, inovatif, kreatif dan proaktif.
Berdayakan masyarakat miskin.
Dalam banyak kesempatan, pemerintah selalu mengatakan pertumbuhan ekonomi kita bagus dan membanggakan, ekspor dan sektor kredit meningkat secara pesat. Tapi timbul pertanyaan, investasi siapa yang menopang pertumbuhan itu ? Jawabannya tidak lain adalah investasi asing. Eksporpun sebenarnya adalah milik asing. Begitu juga dengan sektor kredit, sangat menguntungkan asing, karena kredit lebih didominasi oleh sektor konsumtif sehingga pada akhirnya juga milik asing. Karena itu fundamental ekonomi Indonesia sebetulnya sangat rapuh karena tidak ditopang oleh kemampuan ekonomi secara riil, tidak memiliki kemandirian ekonomi, sehingga sewaktu-waktu bisa ambruk karena begitu tingginya tingkat ketergantungan pada impor dan investasi asing.
Bila hal ini terjadi, yang paling merasakan dampaknya adalah masyarakat miskin. Karena itu, bantu dan berdayakan masyarakat miskin. Buat kebijakan yang langsung menyentuh pokok persoalan. Perkuat ketahanan pangan nasional dengan memberdayakan petani, mensubsidi pupuk, mengatur jalur distribusi, menyehatkan struktur pasar produk pertanian dan memperbaiki infrastruktur penunjang pertanian seperti irigasi dan jalan-jalan ke setra pertanian. Bekali masyarakat dengan konsep enterpreneurship sehingga keatif menciptakan usaha sendiri dan menentukan nasib sendiri. Iringi dengan sistem kredit usaha yang menjangkau semua lapisan masyarakat lengkap dengan piranti hukumnya. Yang tak kalah penting adalah buat kebijakan dan program untuk mencintai produksi dalam negeri dan mulailah dari para pejabat dan wakil-wakil rakyat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H