Mohon tunggu...
Ismail Muhamad
Ismail Muhamad Mohon Tunggu... -

Saya seorang pemuda berusia 18 tahun saat inidilahirkan di Pekalongan pada tanggal 23 Juni 1992,tinggal dalam lingkungan sederhana di sebuah desa di Kabupaten Pekalongan yaitu Desa Paninggaran. Dunia Maya adalah salah satu bagian hidup saya dimana saya bisa berkreasi, berkarya, berekspresi, dan berbisnis. Ini biografi sederhana dari saya terima kasih :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen Sedih dan Pilu : Lagu Untuk Sephia

14 Mei 2014   23:11 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:31 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tapi sudahlah yang penting lagunya sudah jadi, jadi aku gak ngecewain klien aku"

Waktu berlalu sampai sore hari hingga tepat jam 6 sore akupun bersiap untuk berangkat menuju rumah sephia yang berjarak setengah jam perjalanan dari rumahku dengan membawa gitar tua kesayanganku warisan dari almarhum Bapakku serta sedikit bingkisan untuk sephia yang semoga saja berkesan.
Kupakai jaket dan helmku akupun berangkat dengan motorku.

Setelah melalui setengah jam perjalanan dari rumah akupun sampai di rumah sephia tapi keadaan dirumah sephia sepi sekali seperti tidak ada gemuruh dan hingar bingar pesta.

"Apa aku salah rumah yah, atau aku yang datangnya terlalu awal" Sambil melihat sms yang tadi di hp

"Betul, ini alamatnya tapi kenapa begitu sepi ya?. Ah coba masuk aja mungkin masih nyiapin acaranya di dalem".
Akupun bergegas menuju pintu dan memencet bel rumahnya yang terletak di samping kanan pintu rumahnya dengan berharap wanita cantik yang akandatang membukakan pintu tapi ternyata seorang wanita yang sedikit tua dengan sedikit keriput di dahi dan dengan senyum menyapa saya

"Selamat malam nak, ada perlu apa ya kemari?"

sembari kutengok seisi rumah yang sepi dan tidak ada tanda-tanda pesta akupun menjawab sapaan ibu itu

"Selamat malam juga bu, maaf sephianya ada bu ? soalnya saya ada kepentingan" dan ku balas juga senyum ibu itu yang manis mungkin anaknya juga mempunyai senyum yang manis juga seperti ibunya.

"Maaf nak sephianya....silahkan masuk dahulu nak" senyum yang manispun berubah dengan mata yang berkaca-kaca untuk mempersilahkan aku masuk

Sesampai di ruang tamu ibu tua ini semakin menangis menderu-deru, akupun kebingungan apa yang sebenarnya terjadi, dengan sedikit terisak ibu itupun berkata

"Sephia sudah meninggal dua tahun yang lalu nak, dia meninggal karena bunuh diri" Sang Ibu kembali menangis menderu-deru

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun