Secangkir teh hangat
Menemani gelap malam, menuju fajar
menyisihkan ruang rinduÂ
Dari embun di cangkirÂ
Merenung diriÂ
Sebagai paruh baya
Mengisi kekosonganÂ
Yang ada di benakÂ
Hingga langkah berjalanÂ
Menatap kaca mengkilauÂ
Tak terasa rindu ini, semakin dinginÂ
Berderai air mata, Disudut yang jauhÂ
Darimu, Tak kuasa menahan rindu
Setelah sehari tanpamuÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2HBeri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!