Dengan adanya permainan alat music bonang dan saron sering sekali lagu harmonisasi yang dimainkan itu 'ajeng' arti dari ajeng diambil dari kata 'pejengan' atau di pejeng-pejeng. Karena dulu saat menyelenggarakan acara itu tidak ada panggung modern seperti sekarang.Â
Dulu itu panggung dengan tinggi 2 hingga 3 meter alat music di ikat di atas pohon dan pemain alat juga ikut diatas, sehingga di sebut oleh orang ' wah alat musiknya di pejeng-pejeng'. Dan lagu 'ajeng' ini di peruntukkan untuk sedekah bumi, ngarak anak sunatan  dan ngarak acara nikahan. Namun di era sekarang mengkolaborasikan lagu gong si bolong dengan salawatan, bernyanyi di iringi musik gong.
Dan alunan lagu ini tanpa dinyanyikan tapi instrument saja dengan terpaku oleh nada-nada yang sudah di tentukan dalam partitur angka. Lalu sebutan angka dalam permainan saron dan bonang itu terbagi nada 'da mi la ti la da' sebagai nada yang sama seperti dengan 'do re mi fa sol la si do' tetapi di alat music saron dan bonang hanya ada 6 nada sedangkan do  hingga do tinggi ada 8 nada.
Lalu pengalaman pertama kali saya memainkan alat music saat itu jujur memainkan alat music saron itu sulit bagi saya. Kenapa? Karena harus fokus dan harus terbiasa bila ada suara lain yang didengar itu sama-sama memainkan alat musik. Jelas memainkan music butuh harmonisasi jadi yang paling harus dijaga adalah fokus yang tinggi.Â
Lalu memainkan saron cukup sulit untuk bergantian nada satu ke nada lain karena memainkan dengan dua tangan tapi langkahnya berbeda. Nanti teman-teman dapat lihat bentuknya seperti apa? Dan kenapa saya bisa sampai sebingung itu.
Setelah itu saya meminta kak krista untuk memainkan alat music bonang yang lebih fokus ada 6 nada pada satu baris. Maksud dari satu baris saya merasa tidak pusing dengan bentuknya dari alat music, butuh di maklumi untuk terus usaha belajar main alat music tradisional.Â
Namun permainan bonang ini berbeda dengan saron, bonang dapat menyesuaikan permaiananya dengan partitur yang sudah di sediakan. Lalu mengikuti saja, tetapi tidak semudah itu ternyata. Karena cara permaiananya memiliki ketukan yang sangat berbeda dengan bonang.Â
Bila salah ketukan maka lagu instrument pun akan jauh berbeda dan tidak sesuai. Selain itu alat music ini dimainkan secara beriringan dengan dua bonang, di bonang pertama ini sebagi pemandu lagu dan di bonang kedua sebagai pengikut dari pemandu sebagai yang memperhalus atau memperlembut lagu instrument jadi lebih indah.Â
Tetapi nada da mi la ti la da nya masih sama namun yang berbeda ketukan lagu saat masuk memainkan di bonang kedua lebih telat dari pada bonang pertama. Bisa di ketahui saya pun saat berulang-ulang main pusing  karena bermain secara beiringan, namun bila bermain tanpa beriringan sayapun bisa dan lancar. Maka dari itu perlu mengasah Kembali bermainnya.
Nah menyambunga dari mengasah bermain music, saya mengajak teman-teman warga tanah baru depok dan warga umum lainnya, yuk mari kita lestarikan gong si bolong dengan berkontribusi berbagi informasi dan juga pengalaman secara langsung atau main on the spot setiap malam selasa malam setiap jam 8 hingga 12 malam, tempatnya ada di jalan raya tanah baru tepat di apira swimming pool.Â
Pastinya tidak akan rugi buat kamu yang ikut main on the spot, jelas lebih seru dan menambah pertemanan yang lebih luas lagi di bidang music.
Akhir kata dalam artikel ini saya haturkan terimakasih untuk teman-teman yang sudah mau memberi luang waktunya untuk membaca artikel berita kkn tematik upi saya.Â
Semoga bermanfaat dan dapat menambah informasi baru lagi...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H