Mohon tunggu...
Amy Kent Amartadinata J
Amy Kent Amartadinata J Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Mahasiswa D4 Teknologi Rekayasa Instrumentasi dan Kontrol

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Concern and Anxiety: Ketika Kesehatan Mental Menjadi Aspek yang Diremehkan

8 Juni 2022   13:31 Diperbarui: 8 Juni 2022   13:37 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Concern and Anxiety: Ketika Kesehatan Mental menjadi Aspek yang Diremehkan dan Bukan Sesuatu yang Harus Didukung

Sering kita temui orang-orang yang memiliki kesehatan mental yang buruk, mulai dari pengaruh dari luar ataupun pengaruh dari dalam. Pengaruh kesehatan mental dapat berasal dari aspek pekerjaan, pendidikan, kebudayaan dan sebagainya. Orang yang memiliki kesehatan mental buruk memerlukan wadah bagi mereka untuk menampung berbagai kekhawatiran dan kecemasan yang terjadi di dalam kehidupan mereka. 

Apalagi pada saat dan kondisi setelah pandemi Covid-19 ini, banyak orang yang mengalami kesulitan atau struggles dalam menghadapi kehidupannya mulai dari kesulitan merintis bisnis sampai kebangkrutan bisnis tersebut. 

Selain itu, dalam bidang pendidikan, pelajar yang menjadi takut bertemu orang baru dan sulit untuk berkomunikasi seperti biasanya sehingga hal tersebut memunculkan perubahan perilaku mereka. Jika hal tersebut dipaksakan, maka akan timbul tekanan batin dan berpengaruh pada kesehatan mental yang buruk.

Sebelumnya apa kalian tau apa itu Concern and Anxiety? Concern and Anxiety merupakan sikap atau perilaku yang menunjukkan bahwa adanya kekhawatiran, ketakukan, dan kecemasan secara berlebihan dalam menghadapi permasalahan kehidupan. Orang yang mengalami Concern and Anxiety memiliki ketakutan terhadap banyak hal dan apa yang mereka lakukan. 

Misalnya, dalam keadaan mereka akan bertemu dengan orang banyak. Maka, mereka akan memikirkan hal tersebut, mulai dari bagaimana reaksi orang di sekitarnya terhadap kehadirannya sampai dengan bagaimana mengakhiri obrolan dan percakapan atau bahkan tentang bagaimana cara mereka keluar dari zona keramaian tersebut. 

Oleh karena itu, lingkungan yang baru dapat membuat mereka terintimidasi hingga merasa tidak nyaman berada di zona tersebut. Namun, sebagian orang akan menganggap hal ini merupakan hal yang wajar karena lingkungan yang baru memang perlu adaptasi yang lebih dalam dibandingkan lingkungan yang lama. 

Melainkan, bagi orang yang mengalami Concern and Anxiety, mereka merasa cemas dan takut secara berlebihan bahkan hal sepele tersebut membuat overthinking sebelum sebuah kegiatan dimulai.

Sekarang ini, justru kesehatan mental seseorang menjadi sesuatu yang disepelekan dan dibuat menjadi hal yang wajar. Concern and Anxiety merupakan permasalahan kesehatan mental yang sifatnya tidak kasat mata. Bahkan, anak-anak dapat mengalami keadaan dan kondisi seperti ini, misalnya anak-anak yang tertekan karena orang tuanya bersikeras agar anaknya mendapat nilai yang bagus di sekolah, mendapatkan peringkat yang bagus, hingga lolos di universitas ternama. 

Namun, dibalik itu semua ada banyak anak yang merasa hidupnya tertekan akan hal tersebut, seperti bagaimana jika keinginan atau ekspetasi orang tuanya tidak sesuai dengan kenyataan yang ada, bagaimana mereka dapat mencapai semua itu dengan sempurna, dan masih banyak lagi yang mereka pikirkan demi mewujudkan hal tersebut. 

Memang sudah kewajiban mereka untuk belajar dengan giat dan tekun, tetapi jika orang tuanya lebih memperhatikan dan tidak memaksakan kehendaknya, maka anak tersebut tidak akan tertekan dalam proses mewujudkan keinginan orang tuanya. 

Justru mereka perlu dukungan yang cukup dari orang tua bukan malah membuat anaknya tertekan dan hanya berkata "harus dan harus begini" sehingga anak menjadi down secara mental apabila perfomansi atau efforts mereka kurang diakui. 

Orang tua pun juga dapat mengalami kesehatan mental yang buruk. Belakangan ini, terdapat peristiwa berduka cita atas meninggalnya Emmeril Khan Mumtadz atau biasa dikenal dengan nama panggilan Eril, putra sulung dari Ridwan Kamil yang merupakan Gubernur Jawa Barat. 

Eril dinyatakan meninggal karena tenggelam terbawa arus di Sungai Aare, Swiss. Bagi orang tua, kehilangan anaknya merupakan segalanya. Mereka bisa bertahan karena memiliki anak yang sayang terhadap orang tuanya. Anak dapat saja kehilangan orang tuanya, dinamakan yatim piatu. Akan tetapi, tidak berlaku bagi orang tua yang kehilangan anaknya. 

Orang tua tidak memiliki sebutan nama apabila kehilangan anaknya sehingga betapa berharganya anak bagi orang tua. Dalam hal ini, orang tua juga dapat mengalami kesehatan mental yang buruk dalam waktu yang lama. 

Banyaknya penyesalan, kesedihan, hingga kebahagiaan dilalui bersama anak mereka. Oleh karena itu, orang yang memiliki kesehatan mental yang down memiliki rasa sensitif yang lebih daripada orang lain di mana tidak semua orang dapat merasakan hal tersebut. Hanya orang-orang tertentuyang dapat merasakan hal tersebut.

Sudah saatnya kesehatan mental saat ini menjadi hal yang harus didukung dan dituntun bagi orang yang mengalami kondisi tersebut.  Kesehatan mental tidak boleh diremehkan dengan semena-mena. Mereka yang mengalaminya perlu wadah dan dukungan yang cukup untuk dapat bertahan di berbagai kondisi. 

Mereka juga memerlukan waktu tenang dan ruang yang cukup dalam memikirkan semua hal yang ada di dalam kehidupannya. Kita tidak boleh menganggap orang yang memiliki ketakutan dan kecemasan menjadi hal yang wajar dimaklumi karena kita tidak tau bagaimana latar belakang orang-orang si penderita bagaimana mereka hingga dapat merasakan hal tersebut. 

Bisa jadi mereka sebelumnya berasal dari keluarga yang tidak harmonis, broken home, atau lingkungan di sekitarnya yang tidak memadai sehingga menjadikan perubahan perilaku yang berdampak dan berpengaruh pada kesehatan mental mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun