Mohon tunggu...
Agus Muslim
Agus Muslim Mohon Tunggu... -

saya suka pearl jam

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menonton Java Rockin'Land 2011

7 Agustus 2011   16:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:00 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Pada tahun 2010 saya berkesempatan mengunjungi sebuah festival di Belgia dengan nama Rock Werchter, Festival Rock musim panas yang diselenggarakan 4 hari, dengan headliner yang diantaranya adalah band favorit saya, pearl jam. Werchter merupakan desa (ya, desa yang jauh dari kota) yang dipenuhi dengan ladang jagung dan gandum.

Pada awalnya saya sangat ngeri ketika melihat peta, karena Werchter benar-benar terpencil, yang terbayang adalah bagaimana saya menuju kesana. Namun kebingungan saya seketika sirna ketika saya benar-benar mengikuti petunjuk di website festival tersebut. Penjelasannya sangat rinci. Saya mengikuti salah satu petunjuk yaitu dengan menggunakan kereta api.

Kota terdekat dengan Werchter adalah Leuven, sayapun turun di stasiun leuven, tiba di stasiun saya sangat mudah menemukan tanda Rock Wechter dilengkapi dengan arah kemana saya musti melangkah, kedepan,kekiri atau kekanan, ikuti petunjuk arah saja. Tiket yang saya beli rupannya telah dilengkapi dengan tiket bus dari stasiun menuju lokasi festival. Bersama pengunjung lainnya yang rupannya searah saya diarahkan menuju ratusan bus-bus yang secara teratur khusus disediakan mengantarkan pengunjung festival. Sayapun naik bus tersebut.

Ratusan bus tersebut mengantarkan pengunjung ke titik terakhir kendaraan diijinkan. Rata-rata, baik kendaraan pribadi maupun umum, disediakan tempat parkir yang berjarak sekitar 500 meter dari lokasi. Setelah saya turun, tidak ada satupun kendaraan bermotor, yang ada adalah gerombolan pejalan kaki. petunjuk arah disediakan sangat lengkap, harus lurus, belok kanan ataupun kiri, ikuti saja,pasti sampai.

Kembali ke JRL, dan tiba saatnya saya harus membandingkan. Saya suka juga dengan semangat JRL, kebebasan. Dalam arti, misal saja kita dari luar kota memakai pesawat, tida di bandara kita akan bertanya bagaimana kita menuju ancol, beberapa mungkin akan menggunakan bus bandara menuju stasiun gambir atau terminal ancol,suka-suka sajalah. Dari stasiun gambir kita akan bertanya bagaimana menuju ancol, naik kereta bisa, naik taksi bisa, naik angkot juga bisa, suka-suka sajalah. Bila kita memilih memakai kereta maka kita akan turun di stasiun kota,  dari stasiun kereta kota , kita bebas memilih menggunakan apa saja, taksi, angkot bahkan ojek, suka-suka sajalah. Sampai di ancol kita juga akan bertanya lagi, bagaimana menuju lokasi, bisa jalan kaki, naik ojek, suka-suka sajalah. Semuanya sangat mudah, namun apakah ada petunjuk di bandara, di stasiun, di terminal bus bagaimana menuju JRL? tidak ada.

Tiba di TINJA, bagi yang membawa kendaraan pribadi, batas sampai mana kendaraan pribadi dapat masuk berbeda-beda, bahkan sampai dengan di depan pintu masuk festival. Ojek-ojek yang menyediakan jasa bagi para pengunjung yang berjalan kaki pun bebas berseliweran dengan kecepatan yang mengancam. Beberapa mobil yang biasanya terdapat di lapangan golf,disewakan, bus shuttle muncul semau-maunya saja dan tidak terdapat benar-benar petunjuk bahwa memang ada bus shuttle menuju lokasi festival.

Memang lain padang lain belalang, lain kolam lain ikannya, namun alangkah lebih baiknya jika penyelenggara JRL benar-benar ingin menjaga sebutan JRL sebagai festival Rock terbesar di Asia Tenggara dan menarik pengunjung dari luar daerah dan luar negeri, salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan sedikit memberikan informasi lebih detil mengenai bagaimana mencapai lokasi, memberikan informasi dan pelayanan berupa shuttle bus dari titik-titik tertentu (stasiun kereta, terminal bus dan lokasi lainnya) dengan bekerja sama dengan penyedia transportasi umum untuk lebih memudahkan pengunjung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun