Sebagai salah seorang penikmat drama Jepang atau dorama Jepang kemunculan aktris Kasumi Arimura di lakon serial terbaru berjudul "Beyond Goodbye" memang selalu mudah ditebak. Ruang lingkup perannnya tak jauh -- jauh menjadi wanita baperan, menjalani kehidupan romantis kelam, atau menjalani karakter disakiti sampai akhir cerita. Sepanjang episode akan disajikan perasaan -- perasaan kelam dan terkadang yang membuat kesal adalah wanita ini hanya mendapatkan kebahagiaan di akhir cerita saja.
Mengenal Kasumi Arimura sendiri pertama kali dari dramanya di tahun 2016 berjudul "Love That Makes You Cry" berduet dengan aktor Kengo Kora. Sepanjang episode suasana romantis kelam seperti tarik ulur perasaan selalu terjadi hingga di satu episode terakhir ada ending manis tapi tak memuaskan sama sekali.
Seperti sudah menjadi ikon wanita yang bermain dengan perasaannya sendiri, sepanjang mata ini melihat lakon yang diperankan di drama tv atau film, setiap Kasumi Arimura sudah mengeluarkan daya pikatnya, seketika itu pula banyak tayangan -- tayangan tersebut di pause and play secara bertahap karena terlalu emosi dengan karakternya.
Begitu juga di film berjudul "Call Me Chihiro" rilisan tahun 2023, walaupun sangat terlihat jika perannya kali itu seperti ingin dibedakan dari karakter lainnya, tetapi wajah seorang Kasumi tetap saja membuat kesal seolah tak bisa lepas dari wanita teraniaya dengan suasana romantis gelap selalu tersakiti walaupun dalam film tersebut peran yang dimainkan adalah sebagai seorang mantan wanita penghibur dan selalu berpindah tempat sebab tak ingin terkekang oleh satu situasi.
Sayangnya ketika Kasumi bertandem dengan aktor Kentaro Sataguchi di drama terbaru berjudul "Beyond Goodbye", seperti tulisan di awal paragraf, alur cerita sangat mudah ditebak walaupun baru menonton 2 dari 8 episode, ceritanya berkutat pada perjuangan atau usaha seorang wanita terhadap kekasih hati yang telah meninggal dunia.
Lagi -- lagi dengan kemunculan Kasumi sebagai Lead Actress dalam drama tersebut, cerita yang sebenarnya hampir mirip dengan "The Greatest Love" berasal dari Korea Selatan pada tahun 2011 ternyata tetap membuat kesal sebab emosi selalu diaduk -- aduk oleh cerita serta setiap mimik peran wanita berusia 31 tahun ini yang terlalu kuat sebagai karakter wanita teraniaya, memendam perasaan di suasana romantis gelap.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H