Hari ini, yang aku lihat tidak sekedar kepercayaan diri, namun kekhawatiran momentum akan lewat dan pergi…….
Aku tahu, yang kalian bawa tidak sekedar tekad, namun harapan yang sejatinya bukan milik kalian, melainkan milik umat yang mejerit dan tertatih untuk sekedar sedikit memperlayak hidup, milik Masyarakat yang air matanya telah terkuras menahan derita dan sulit untuk sekedar anak-anaknya bisa salim, senyum, dan pulang sekolah tanpa rudungan akibat iuran Pendidikan, dan milik manusia yang terpuruk sulit bangun karena obat dan sehat yang layak tak pernah bisa di”incip” apalagi ditebus,
Aku tahu, kalian tidak terlahir dari rahim macan, yang perlu disuapi sang Induk untuk sekedar sarapan atau singa yang perlu dijaga oleh sang Tua untuk nyaman dari serangan lawan. Kalian lahir dari rahim dengan kawalan do’a, ruku’, sujud dan tirakat Sang Ibu, yang genggam dan antar kalian untuk diwaqofkan kepada negeri ini,
Aku tahu, andaikan menjadi wakil rakyat adalah untuk meraup untung, maka sejak awal PBB bukanlah tempat berlabuh. Kalau hanya untuk gapai kemegahan, tentu kalian akan pilih rumah besar nan nyaman, yang tidak perlu mendapat bisik cibiran “gurem”. Tidak semua calon wakil rakyat sudi menduduki posisi seperti kalian. Hanya orang luar biasa yang mau “ngosek”, “klesotan”, “luru bluluk”, dan entahlah apa itu sebutanya. Dan yang jelas, kalian bukan dalam kategori pihak-pihak yang berharap gaji bulanan dari negara, alias pengangguran politik yang sedang ingin nyaman sendiri.
Nadi Ideologi kalian bukan hanya Soekarno yang kini menjadi monopoli kalangan tertentu. Denyut deras kalian juga berasal dari Hasyim Asy’ari, Wahid Hasyim, Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA), Muhammad Nasir, dan sederet barisan ulama yang turut memikul berdiri tegaknya negeri ini. Hingga tidak ada kata pantas untuk merasa kecil apalagi kerdil.
Aku akan menjadi saksi, bahwa kalian adalah barisan “semut rangas” atau sekumpulan “angkrang” berjajar dan berbaris membangun istana Makmur dan Sejahtera untuk Masyarakat. Kalian akan tancapkan Pataka Bulan Bintang sebagai tanda Kemenangan dan Kejayaan. Kemenangan yang tidak sekedar kita harapkan, kemenangan yang tidak akan kita terima dengan gratis, kemenangan yang harus direbut, kemenangan yang akan kita genggam dan pertahankan. Kemenangan yang menjadi haq para mujahid, “Al haqqu Yuthlab wa la Yu’tho (Hak harus diminta dan tidak akan pernah diberikan)”.
Aku, ingin menjadi saksimu, saksimu dan saksi kalian! Kita Bonek? Iya. Karena kita memang Partai Bondo Bismillah. Bismillah untuk kemenangan, Bismillah untuk pengabdian, Bismillah untuk kejayaan Bangsa dan Negara.
Surabaya, 10 Nopember 2023
Salam, dariku: “RA”
yang akan selalu melantunkan untuk setiap langkah dan tetes keringat juang kalian
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H