KPK menduga sekretaris Mahkamah Agung Nurhadi menyembunyikan supirnya Royani terkait dugaan suap pengajuan peninjauan kembali yang didaftarkan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Kasus ini diduga melibatkan Panitera Sekretaris PN Jakarta Pusat Edi Nasution dan juga diduga melibatkan Nurhadi (swara.com, jawapos.com)
Sebagai warga Negara yang sangat mencintai KPK, boleh dong saya memberikan informasi tentang keberadaan Si Royani. Walaupun kedengarannya mungkin agak klise untuk memberikan masukan kepada KPK yng sudah mempunyai penyidik yang super tajam penciumannya, tapi karena atas dasar cinta itulah saya meluangkan waktu untuk mencoba menjadi detektif amatiran.
Kalau memang benar bahwa Nurhadi yang menyembunyikan mas Royani dan dengan asumsi bahwa Nurhadi dan Royani telah dicekal oleh KPK, sudah tentu tidak akan menyembunyikan di tempat yang akan diduga sebagai tempat persembunyian. Sebagai orang yang sehari-harinya bekerja di lingkungan hukum sudah pasti mempunyai insting yang tajam dalam membaca arah pikiran penyidik KPK untuk menemukan supir pribadinya itu.
Mengapa Royani harus didengarkan kesaksiannya tidak lain karena Royani adalah sopir pribadi merangkap asisten pribadi yang sangat mengetahui majikannya dari bangun tidur sampai tidur kembali. Sebagai orang yang tiap hari selalu bersama dalam jangka waktu yang lama, jangankan urusan yang besar, urusan “celana dalam” pun pasti diketahuinya. Dan KPK sadar bahwa telah terlibat dalam sebuah white crime game secara multi player yang selalu menghadirkan pemain lain tanpa diduga sebelumnya.
1. Rumah
Tidak termasuk apertemen karena sangat riskan menyembunyikan sesuatu di tempat terbuka seperti Apartemen. Tempat persembunyian yang paling baik adalah di rumah, karena di rumah seseorang akan merasa nyaman dan rileks sehingga mengurangi beban psikologis sebagai most wanted KPK. Beberapa kemungkinan rumah yang digunakan untuk persembunyian; (1) Rumah yang dianggap “angker” oleh penyidik-penyidik KPK, (2) Rumah yang “dekat” dengan kantor KPK, (3) Rumah yang pernah ”digeledah” KPK, (4) Rumah Nurhadi sendiri, melihat arsitektur rumah yang begitu mewah dan besar, tidak menutup kemungkin ada ruangan tersembunyi dalam rumah tersebut. (5) Rumah orang-orang yang pernah dibantu kasusnya di MA oleh Nurhadi, mengingat daftar nama yang pernah dibantu Nurhadi kemungkinan sangat panjang dan begitu kompleks jadilah sangat susah untuk dilacak, (6) Rumah Oknum Makelar Kasus di MA, toh KPK tidak mengetahui siapa-siapa saja oknum makelar Kasus di MA dan sudah terbukti mereka bekerja sangat rapi dan dapat dipercaya seratus persen oleh Nurhadi.
Rumah saudara Nurhadi maupun rumah saudara istri Nurhadi sudah dicoret sejak awal, karena sudah pasti tempat-tempat ini meniadi sasaran utama penyidik KPK, sedangkan rumah teman-teman Nurhadi di Mahkamah Agung juga masuk dalam daftar coret karena tidak ada satupun orang di Mahkamah Agung yang berani. Apalagi rumah keluarga Royani sudah saya black list sebelum saya menulis.
2. Kantor
Alterntif kedua sebagai tempat aman adalah kantor, yang jelas bukan Kantor dan ruangan di MA tetapi kantor temanya loyalis dan pendukung setia Nurhadi. Tempat persembunyian yang aman karena temannya para loyalis sangat sukar untuk terdeteksi dan diketahui dan untuk keperluan sehari-hari dapat terpenuhi dengan mudah
Untuk menyembunyikan di rumah temannya para loyalis sangat rawan untuk diketahui, karena sudah pasti yang mengetahui akan bertambah ada anak, istri, dan orang lain dalam rumah karena idealnya hanya Nurhadi sendiri yang mengetahui dimana Royani berada dan andai pun harus melibatkan orang lain paling banyak hanya 2 orang yang mengetahui dimana Royani berada.
3. Diluar Jakarta
Untuk mencari wilayah tempat persembunyian di luar Jakarta merupakan alternatif lain meskipun kemungkinannya sangat kecil, dan harusnya tempat tersebut tidak terlau jauh dari Jakarta sehingga memudahkan dalam proses perpindahan tempat dan mengurangi faktor kesialan by accident. Alasan lain untuk menempatkan Royani tidak terlau jauh dari Jakarta agar masih dapat di diawasi dan diremote oleh Nurhadi.
Jika Skenario ini yang dijalankan kemungkinan besar yang melakukan proses pemindahan adalah orang dekat Royani, bukan Nurhadi dan orang dekat Nurhadi. Karena Nurhadi sadar dirinya dan orang-orang dekatnya sudah di kunci mati oleh KPK. Jangankan untuk berpergian ke luar kota dalam Jakarta saja sudah pasti mendapat pengawalan jarak jauh.
Dari penemuan uang dan dokumen di rumah Nurhadi bukan di tempat yang biasa malainkan di kamar mandi dan sebagian uang dan dokumen tersebut telah di flush di closet, maka Royani pun pasti tidak akan berada di tempat yang biasa atau bisa jadi Royani telah di “flush” di closet.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H