Begitulah Masa lalu. Masa lalu akan tetap ada, terjebak di waktu tak dapat keluar. Hadir sebagai kenangan, sebuah gambaran proyeksi yang kelam maupun senang. Mereka ada dan hadir untuk membentuk dirimu sekarang. Kenangan ada bukan untuk kembali. Kembalilah maka kau akan menemukan hal yang sama di akhir setiap kau kembali. Percayalah, disetiap kau kembali kau menjadi ampas.
Langit gerimis manis. Mewariskan rindu-rindunya di ranting, atap. Mengusap kaca jendela lembut. Mengaburkan pandangan namun terlalu polos untuk disalahkan. Di tanah-tanah basah dengan gemburan langit, diselimutkanlah cahayanya dengan segera.
Secangkir yang menguasai dirinya. Kini bermandikan sinar. Bulir-bulir kecoklatan itu habis ditelan, sebagiannya menggumpal menjadi ampas. Namun, terhenti untuk meneroka dan menanyakannya. Kini tersimpul senyuman rupawan di wajah tuan itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H