Mohon tunggu...
Daru Natsir
Daru Natsir Mohon Tunggu... -

Pandangan sosial, budaya, berasyarakat di kacamata seorang pelajar

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Prosa Fiktif | Kopi Tuan

15 Desember 2016   11:30 Diperbarui: 15 Desember 2016   11:44 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Begitulah Masa lalu. Masa lalu akan tetap ada, terjebak di waktu tak dapat keluar. Hadir sebagai kenangan, sebuah gambaran proyeksi yang kelam maupun senang. Mereka ada dan hadir untuk membentuk dirimu sekarang. Kenangan ada bukan untuk kembali. Kembalilah maka kau akan menemukan hal yang sama di akhir setiap kau kembali. Percayalah, disetiap kau kembali kau menjadi ampas.

Langit gerimis manis. Mewariskan rindu-rindunya di ranting, atap. Mengusap kaca jendela lembut. Mengaburkan pandangan namun terlalu polos untuk disalahkan. Di tanah-tanah basah dengan gemburan langit, diselimutkanlah cahayanya dengan segera.

Secangkir yang menguasai dirinya. Kini bermandikan sinar. Bulir-bulir kecoklatan itu habis ditelan, sebagiannya menggumpal menjadi ampas. Namun, terhenti untuk meneroka dan menanyakannya. Kini tersimpul senyuman rupawan di wajah tuan itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun