Perjalanan kali ini dibuka dari niatan yang sedikit meleset. Pertama sih pengennya tidak usah tidur saja, lalu bisa ke bandara sepagi mungkin. Tapi kenyataan berbicara lain, Tuhan mengizinkan saya tidur hingga akhirnya terjaga pukul 4.30 pagi, sedangkan pesawat sendiri berangkat pukul 5.30.
Ambyar.
Untungnya Tuhan juga Maha Pemurah, setelah beberapa persoalan yang terjadi, sambil sesak nafas saya berhasil duduk dengan terengah-engah di kursi 8A, sambil memandangi Gunung Merapi yang hari itu sangat indah sekali. Petualangan saya ke Bali untuk mengikuti Danone Blogger Academy 2019 batch 3, dimulai.
Bali, Tanah Dewata.
Vibes liburan telah menyapa, orang-orang memakai atribut yang cocok sekali untuk digunakan ke pantai. Namun apa daya, saya hanya bisa memandangi topi-topi lebar serta kacamata yang mereka gunakan.Â
Sedangkan kami, 10 blogger yang terpilih untuk mengikuti akademi harus digiring langsung menuju kelas, dimana seluruh materi yang penting untuk perkembangan menulis diberikan.Â
Meski Pantai Kuta di depan mata, tetap saja mata kami serius memandangi laptop dan mendengarkan arahan dari Pak Arief Mujahidin, sebagai Direktur Komunikasi Danone Indonesia.Â
Setelah itu ada Mas Isjet, alias Iskandar Zulkarnaen sebagai mentor alias kepala sekolahnya Danone Blogger Academy 2019, yang akhirnya membuka secara resmi kelas kami dari tanggal 29 Agustus 2019 hingga 1 September 2019.
Sebagai akademi menulis yang diadakan setahun sekali, tentu saja ilmunya tidak biasa. Kalau bisa dibilang pengajar dan pesertanya sudah master - kecuali saya bak butiran pasir di pantai -, terbukti dengan kehadiran Kang Pepih Nugraha, Founder Kompasiana.com yang mengajari kami mengenai "Telling Stories and Even Beyond" dengan mengandalkan data dan riset di lapangan.Â