Mohon tunggu...
Ami Tati Fatmawati
Ami Tati Fatmawati Mohon Tunggu... karyawan swasta -

simpel

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Yuk Belanja di Tanggal 17-23!

25 April 2011   00:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:26 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Belanjalah antara tanggal 17-23 di tiap bulannya, pasti kamu akan mendapatkan harga yang lebih murah. Selisih harga setiap itemnya bisa antara rp.1000-rp.2000. Yang saya perhatikan, hampir di semua supermarket menerapkan strategi yang sama untuk menarik pembeli lebih banyak di periode sepi tersebut. Saya kan rajin keliling-keliling supermarket untuk belanja dan memperhatikan harganya. Maklum saya kan ibu-ibu dari suami yang sudah pensiun, hehe.”

Begitulah kira-kira isi obrolan kami (saya dan si ibu yang baru saya kenal) di suatu senja ketika mengantri di depan kasir salah satu supermarket paling terkenal murah di Jakarta Timur.

Saya hanya senyum-senyum dan sesekali bertanya serta mengomentari pernyataan si ibu. Bagi saya yang hanya belanja sedikit-sedikit dan sesuai kebutuhan, perbedaan harga tersebut tidak lah begitu masalah. Tapi mungkin bagi yang belanja banyak atau bagi seorang ibu rumah tangga yang sangat sensitif harga, perbedaan harga tersebut sangatlah terasa. Namun begitu, informasi yang disampaikan si ibu, mungkin akan bermanfaat juga bagi saya kelak (ketika saya sudah berumah tangga atau ketika saya akan belanja banyak) meski saya tidak tahu kebenarannya, hehehe. Berhubung saya tidak begitu memerhatikan korelasi antara tanggal belanja dengan harga barang. Belanja bagi kebutuhan hidup kos saya tidak tergantung tanggal tapi tergantung kebutuhan dan keadaan keuangan, hehehe. Tapi mungkin memang bisa jadi jika diantara tanggal 17-23 di setiap bulannya harga-harga item barang kebutuhan rumah tangga harganya lebih murah daripada di tanggal lainnya. Hal ini ini bisa diakibatkan oleh tanggal gajian masyarakat yang dimulai di tanggal 25 sampai pertengahan bulannya. Dan kecenderungan masyarakat kita adalah langsung menghabiskan uang gajian untuk belanja serta untuk memenuhi kebutuhan lainnya. Uang gajian hanya numpang lewat saja.

“Kamu sudah menikah, nak? Hati-hati cari suaminya ya nak, kamu cari suami yang bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga kamu. Jangan hanya bermodalkan cinta saja karena jika sudah berumah tangga emang mau makan cinta? Cari suami yang kaya agar kamu terjamin. Seperti anak-anak ibu, Alhamdulillah ketiganya sudah menikah dengan laki-laki kaya dan menantu perempuan ibu juga pada kerja. Baru masuk kerja saja sudah digaji rp. 10.000.000. Mereka sudah bisa langsung menyicil rumah, dan mobil. Beda dengan suami ibu yang hanya PNS, hidupnya susah, hanya bisa tinggal di rumah susun. Pensiunan hanya rp. 2,7juta per bulan! Untungnya anak-anak memberikan jatah untuk Ibu, yah ibu pakai saja untuk belanja uang dari anak-anak tersebut. Ibu juga bilang kepada anak-anak agar jangan lupa untuk mengeluarkan zakat 2,5% setiap bulannya. Ibu doakan semoga kamu cepat menikah ya, nak!”

Begitulah kira-kira obrolan kami selanjutnya di antara waktu menunggu dilayani oleh Kasir. Hanya kalimat terakhir dari si Ibu yang paling saya sukai dan saya sepakati. Menunaikan zakat dan mendoakan agar saya bisa segera menikah. “Aamiin”lirihku. Kabulkanlah ya Tuhanku doa dari si ibu ini, batinku.

Selanjutnya, saya hanya bisa merenung. Sebegitu kecilkah pemasukan rp.2,7juta per bulan bagi biaya hidup dua orang di rumah sendiri? Apakah hanya nominal besaran gaji yang hanya bisa menjamin kebahagiaan rumah tangga? Beberapa kali saya bertemu dan mengobrol dengan ibu-ibu, hampir semua berpendapat sama, “materi seakan menjadi poin penting dalam pernikahan”. Poin lainnya adalah lebih baik wanita-isteri ikut mencari uang juga (bekerja) agar jika suami macam-macam (selingkuh dan meninggalkan kita), perempuan bisa berdiri dan bisa membesarkan anak-anak dengan mandiri. Laki-laki zaman sekarang kebanyakan ber-perilaku buruk seperti (selingkuh dan meninggalkan keluarga).

Duhhhh…..

Masih berminat belanja di tanggal 17-23? Yuk… Hehehe.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun