Saya membayangkan, andaikan saja Greta Thunberg adalah salah satu mahasiswa Indonesia, betapa membanggakan dirinya. Negeri ini bakal makin percaya diri menghadapi masa depan, sebab generasi pembaharu telah siap.
Namun saat dari "ruang peristirahatan" menikmati masa pensiun sebagai wakil rakyat, kembali membuka-buka halaman media sosial, menyaksikan gambar-gambar para mahasiswa bermodal idialisme, berunjuk rasa melawan aturan dibuat pemerintah serta wakil dipilihnya sendiri, tetapi justru diterjang dan dihadapkan pada moncong senjata aparat keamanan, maka bayangan saya tentang masa depan negeri yang gemilang oleh generasi baru, sekonyong-konyong memudar.
Pidato geram Greta Thunberg berupa "ancaman" kepada puluhan kepala negara di markas PBB, tak sedikitpun membuat para kepala negara itu berang. Apalagi mau menyuruh aparatnya agar menerjang dan menembaki. Justru menyampaikan "standing applause".Â
Menyaksikan tayangan pidato itu dari "ruang peristirahatan" menikmati masa pensiun sebagai wakil rakyat, saya justru kehilangan nyali - berlawanan judul catatan ini - karena malu dengan keberanian gadis belia itu.
Palopo, 28 September 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H