Mohon tunggu...
Armin Mustamin Toputiri
Armin Mustamin Toputiri Mohon Tunggu... Politisi - pekerja politik

Menuliskan gagasan karena ada rekaman realitas yang menggayut di benak.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Unjuk Rasa, "How Dare You"!

29 September 2019   06:12 Diperbarui: 29 September 2019   06:26 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bernada emosi, serta bola mata berkaca-kaca, gadis belia Greta Thunberg, menggunakan waktu tersingkat yang diberikan kepadanya. Pada bagian pengantar pidatonya, ia mengungkap bahwa menghadirkan dirinya berpidato dalam forum itu, sesungguhnya adalah kekeliruan.

Ia harusnya kembali sekolah. Kenapa, orang muda macam saya yang dimintai harapan?. "Beraninya kalian! Kalian telah melemahkan impian dan masa kecil saya dengan ujaran omong kosong", jelasnya.

Kepada puluhan kepala negara, Greta Thunberg, meneriakkan bahwa, "People are dying. Entire ecosystems are collapsing. We are in the beginning of a mass extinction. And all you can talk about is money and fairytales of eternal economic growth. How dare you!" Orang-orang telah menderita. 

Orang-orang sakarat. Seluruh ekosistem rusak. Kita ada di awal kepunahan massal. Tapi yang Anda bicarakan hanya uang dan dongeng, pertumbuhan ekonomi. Beraninya kau!

Gadis berkepang dua yang belum beranjak di usia remaja itu, tak sekadar bicara omong kosong, tetapi juga menyampaikan uraian datanya secara jelas bahwa selama lebih dari 30 tahun, sains jelas menemukan jika gagasan populer memangkas emisi masa setengah dalam 10 tahun hanya memberi peluang 50 persen untuk tetap di bawah 1,5 derajat Celsius, risikonya memicu reaksi berantai yang sama sekali tak akan pernah dapat diubah di luar kendali manusia itu sendiri.

Panjang lebar data diurai Greta Thunberg tentang kondisi iklim global, tapi kemudian disesalkan kepada puluhan kepala negara itu, bahwa "Anda mengatakan telah mendengar suara kami dan telah memahami urgensinya, tetapi Anda tetap tidak mau ambil peduli". Alangkah sedih, marah dan betapa jahatnya Anda, lanjutnya. 

"Jika Anda sepenuhnya paham situasi tapi juga masih dan terus gagal bertindak, maka Anda akan menjadi jahat. Dan saya menolak untuk percaya Anda".

Di bagian akhir pidatonya - putri aktor Swedia Svante Thunberg - ini, "mengancam" para kepala negara; "You are failing us. But the young people are starting to understand your betrayal. The eyes of all future generations are upon you. And if you choose to fail us I say we will never forgive you. We will not let you get away with this. Right here, right now is where we draw the line. The world is waking up. And change is coming, whether you like it or not", tegasnya.

Anda, boleh mengecewakan kami. Tetapi orang-orang muda, mulai memahami pengkhianatan Anda. Mata seluruh generasi masa depan, menatap pada Anda. Dan Kalau Anda memilih untuk mengecewakan kami, saya katakan kami tidak akan pernah memaafkan Anda. 

Kami tidak akan membiarkan Anda lolos sebegitu saja. Di sini, saat ini adalah di mana kita menarik garis. Dunia sedang terbangun. Dan perubahan akan datang, apakah Anda suka atau tidak.

"How Dare You!" Ia benar-benar pemberani di usia yang masih belia. Semua yang ia sampaikan, seolah tak terpercaya. Apalagi disampaikan - bahkan ditudingkan -- pada puluhan kepala negara yang hadir dalam konferensi Tingkat Tinggi di markas PBB. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun