Mohon tunggu...
Armin Mustamin Toputiri
Armin Mustamin Toputiri Mohon Tunggu... Politisi - pekerja politik

Menuliskan gagasan karena ada rekaman realitas yang menggayut di benak.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Catatan Tercecer Pasca Pilpres 2014 (3)

15 Juli 2014   04:08 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:19 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertarungan Politik di Era Teknologi Canggih

Oleh Armin Mustamin Toputiri

Kalau boleh disimpulkan, inilah kali pertama Pilpres di tahun 2014 yang paling hangat dan seru. Banyak factor yang menjadi penyebabnya. Salah satu factor dominan yang paling ikut berpengaruh ialah hadirnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi serba canggih. Hadirnya aneka ragam handphone dan jejaring social di dunia maya kian tak terbendung.

Aneka hidangan informasi politik tersaji secara terbuka, dinikmati oleh siapa saja tanpa kenal umur, jenis kelamin dan kelas social. Tanpa perlu rasa malu dana rasa bersalah. Entah positif atau negative, terserah pada kita mau menelannya atau memuntahkannya. Atau menjauhi sebelum tergoda. Sebab salah mencermati, madu bisa menjadi racun, atau sebaliknya terjadi.

Itulah kenyataan sudah terjadi. Saya sepakat, tidak perlu dihindari, tapi harus tetap dihadapi dengan kematangan mental dan nalar. Masalahnya, sejauhmana ketangguhan daya analisis masyarakat kita dalam menyerap arus informasi --- sebagaimana umumnya berita politik --- cendrung bernada provokatif. Tapi pada saatnya proses demikian mencipta kematangan.

Demokrasi memang bukan tujuan, tetapi hanya sebatas sarana untuk mencapai tujuan. Jika di era sebelum-sebelumnya pertarungan politik berlangsung manual, datar dan tertutup, tapi ini kali kian bebas dan terbuka. Semua serba telanjang, seolah tak ada aturan main yang mampu melerainya. Tapi aturan main memang selalu tertatih-tatih mengikuti kemajuan teknologi.

Hadir dan ikut campurnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi di arena pertaruhan politik, sekali lagi tak bisa dielakkan. Akibatnya, jika di era sebelumnya-sebelumnya siasat politik berlangsung hanya melalui serangan darat dan bawah tanah, kini seolah didominasi melalui serangan udara. Atau mungkin simultan mengkombinasi tiga bentuk serangan itu.

Tengok misalnya serangan yang tersebar begitu cepat melalui aneka model handphone, atau racikan pemberitaan on-line. Seluruhnya meyakinkan, juga membingungkan. Tapi harus tetap dinikmati. Lebih nikmat lagi jika ditengok bersamaan hasil kreasi para “orang-orang cerdas” yang memanfatkan kemajuan teknologi dengan meracik aneka gambar capres/cawapres yang serba lucu-lucu. Meskipun sebenarnya dominan malampaui batas etik. Bahkan hukum

Makassar, 11 Juni 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun