Sementara itu Erik Purnama Putra sebagai salah satu Co-Founder ISDS mengakui, webinar ini diselenggarakan untuk mengukur persepsi atau pendapat masyarakat terkait ancaman kedaulatan wilayah NKRI yang kini terjadi di Laut Natuna Utara. Dan secara khusus, Erik menyatakan, bahwa masalah ancaman kedaulatan NKRI itu tidaklah hanya dapat ditangani sendiri oleh Pemerintah Indonesia, sebab masalah ini secara umum tidak terlepas dari kawasan LCS.
Terkait hal tersebut, Erik pun mengungkapkan hasil penelitian ISDS. Salah satunya adalah mayoritas publik menginginkan agar Indonesia segera menggandeng negara-negara ASEAN untuk sama-sama menyuarakan aspirasi secara tegas, bahwa di LCS selama ini memang sedang terjadi pelanggaran kedaulatan.
Hasil survei lainnya secara mendetail juga diuraikan pada momen tersebut oleh Dimas Okto Danamasi selaku Peneliti dari Litbang Kompas. Ia membeberkan kehadiran China di Laut China Selatan bagi ASEAN sebesar 78,9 persen merupakan ancaman, dan bagi Indonesia 73,1 persen juga adalah sebagai ancaman.
Untuk menggali lebih dalam tentang kesadaran terkait ancaman kedaulatan wilayah NKRI di Laut Natuna Utara tersebut, ISDS pun menyelenggarakan lomba menulis bertema "kedaulatan" dengan sub-tema "Ancaman Konflik di Laut China Selatan Terhadap Kedaulatan Indonesia". Lomba yang dibagi dalam kategori masyarakat umum, akademisi, dan wartawan ini, dimulai dari 4 Maret hingga 31 Mei 2024. Dan dari lomba menulis ini, ISDS tentu saja berharap kiranya seluruh elemen masyarakat Indonesia dapat lebih meningkatkan kesadaran dan perhatian serius secara totalitas terhadap setiap ancaman kedaulatan wilayah NKRI.
#KedaulatanIndonesia, #JagaNatuna, #LombaISDS
-----
*Penulis adalah Pengamat sosial, dan aktivis penegak kedaulatan, sekaligus Pemimpin Redaksi dm1.co.id
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H