Pada situasi seperti itu, menurut Muryati, untuk kebutuhan kolak ia juga harus membeli kelapa untuk santan yang kini dijual Rp8.000 per butir dari sebelumnya Rp6.000/butir. Serta sajian utama kolak antara lain tape singkong, kolang-kaling, ubi, singkong ataupun pisang. Ia pun memperkirakan untuk masak kolak saja sudah lebih dari Rp.50 ribu. Belum lagi untuk lauk buka puasa dan sahur.
Kenaikan harga-harga kebutuhan pokok nampaknya tidak hanya membuat ibu-ibu rumah tangga menjadi lesu, sedih dan kecewa, tetapi juga bisa membuat stres tingkat tinggi hingga berpotensi memicu untuk melakukan hal-hal yang tak diharapkan, misalnya mencuri, menjabret, dan lain sebagainya.
Seperti yang terjadi di Sumatera Selatan, seorang ibu rumah tangga berinisial ES (30) nekat menjambret kalung emas milik seorang bocah perempuan 3 tahun di Pasar Baru Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim.
Menurut pengakuan ES, dirinya ke pasar tidak sedikitpun bermaksud menjabret, namun karena harga-harga kebutuhan pokok di pasar sangat sulit dijangkau, maka dirinya terpaksa menjambret. “Saya sangat butuh uang untuk kehidupan sehari-hari. Menjelang puasa, harga sembako naik, sementara pendapatan minim,” ujar ES saat berhasil dibekuk pihak berwajib.
Kelesuan, kesedihan, dan rasa stres ibu-ibu rumah tangga tersebut memang sangat beralasan, sebab bukan hanya harga-harga sembako yang membuat kepala pusing, tetapi juga anak-anak mereka saat ini juga sedang sangat membutuhkan keperluan sekolah pada tahun pelajaran baru ini, seperti pakaian, sepatu, buku-buku sekolah dan lain sebagainya.
Sehingga itu kelesuan, kesedihan, juga rasa stres ibu-ibu rumah tangga dalam menghadapi situasi ekonomi yang sangat sulit seperti ini hendaknya tak bisa dibiarkan terus terjadi. Darmin sebagai Menko Perekonomian harus segera mengambil langkah strategis agar tidak melemahkan kepercayaan rakyat terhadap Presiden Jokowi.
Namun jika Darmin Nasution tetap mandul dalam menjalankan tugasnya, maka boleh dipastikan bahwa bukan hanya ibu-ibu rumah tangga yang merasakan lesu, sedih dan stres tingkat tinggi, tetapi juga Presiden Jokowi. Pertanyaannya, apakah sudah tak ada lagi sosok yang lebih pantas dan yang lebih mumpuni untuk diberi kepercayaan sebagai Menko Perekonomian guna mengatasi kesulitan ekonomi yang rakyat alami di negeri ini???
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H