Mohon tunggu...
Abdul Muis Syam
Abdul Muis Syam Mohon Tunggu... Jurnalis - Terus menulis untuk perubahan

Lahir di Makassar, 11 Januari. Penulis/Jurnalis, Aktivis Penegak Kedaulatan, dan Pengamat Independen. Pernah di Harian FAJAR Makassar (Jawa Pos Grup) tahun 90-an. Owner dm1.co.id (sejak 2016-sekarang). Penulis novel judul: Janda Corona Menggugah. SALAM PERUBAHAN.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Generasi di Dunia Pendidikan Jadi “Edan”, Anies Baswedan Hanya “Bermanis” Kata

22 Mei 2016   23:20 Diperbarui: 22 Mei 2016   23:41 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Misalnya pada kasus Yuyun, Anies Baswedan hanya sebatas meminta pelaku agar pelaku dihukum berat, bahkan Anies yang diduga kuat bisa lolos menjadi menteri karena kedekatannya dengan Rini Soemarno ini hanya melemparkan persoalan kriminal yang dilakukan para pelajar tersebut sepenuhnya kepada aparat hukum.

Menteri Pendidikan Anies Baswedan menyatakan jika pelajar yang tersangkut kriminal adalah masuk pada ranah penegak hukum. “Bukan kewenangan saya kalau pelajar melakukan kekerasan, tindakan kriminal yang melanggar hukum,” kata Anies pada wartawan di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Kamis (12/5/2016).

Jika Menteri Pendidikan Anies Baswedan hanya bisa berkata demikian, maka dunia pendidikan akan semakin menjadi “edan”, sebab semua orang juga bisa berkata seperti itu.

Artinya, jika hanya demikian kemampuan seorang Anies Baswedan selaku menteri pendidikan, maka bisa diyakini kementerian pendidikan dibawa kepemimpinan Anies Baswedan yang “mengantongi” anggaran Rp.400 Triliun itu boleh dianggap tak mampu membantu mewujudkan mimpi Presiden Jokowi yang mengharapkan terwujudnya revolusi mental, termasuk di dunia pendidikan.

Dengan banyaknya kasus kriminalitas di kalangan pelajar saat ini, seperti pemerkosaan, pembunuhan, pesta seks, miras serta narkoba, dan sebagainya, seharusnya orang seperti Anies Baswedan yang pernah “menawarkan” diri sebagai Capres dalam Konvensi Capres versi Partai Demokrat itu bisa memunculkan pola jitu untuk solusinya. Sayangnya, hingga saat ini Anies sepertinya tak lebih hebat dari seorang guru honor.

Padahal Anies tahu dan sangat menyadari, bahwa dunia pendidikan saat ini telah berstatus gawat-darurat. Namun lucunya, Anies hanya bisa “bermanis” kata. Sehingga tak sedikit orang menilai, bahwa Anies bisa ikut konvensi Capres (tetapi kalah) itu modalnya hanya ‘’kembang kata’’ belaka. Kalau bicara tentang bermacam-macam teori, maka Anies jagoannya, bahasa dan lisannya bagus dengan kata-kata pilihan, gestur-nya terkendali. Sehingga kata orang, dalam beberapa hal Anies mirip sekali dengan SBY.

Selain itu, Anies juga sebetulnya masih boleh dikata adalah sosok yang baru belajar menjadi pejabat negara (menteri), masih banyak yang lebih matang menduduki posisi sebagai menteri pendidikan. Sehingga itu, demi menyelamatkan generasi penerus bangsa yang saat ini berada dalam dunia pendidikan, maka Presiden Jokowi sebaiknya menunjuk sosok yang lebih mumpuni untuk segera membenahi status gawat-darurat di dunia pendidikan saat ini.

Artinya, jika Presiden Jokowi benar-benar serius ingin mewujudkan revolusi mental di dunia pendidikan sebagai upaya menciptakan generasi berkualitas handal dan unggul untuk masa mendatang, maka sekiranya besok-besok ada reshuffle kabinet, Presiden Jokowi hendaknya tidak segan-segan segera menunjuk sosok yang benar-benar tepat menjadi menteri pendidikan, bukan seperti Anies Baswedan yang kelihatannya punya kemampuan tetapi kenyataannya hari ini justru tak bisa berbuat banyak dalam mengatasi gawat-darurat dalam dunia pendidikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun