Mohon tunggu...
Abdul Muis Syam
Abdul Muis Syam Mohon Tunggu... Jurnalis - Terus menulis untuk perubahan

Lahir di Makassar, 11 Januari. Penulis/Jurnalis, Aktivis Penegak Kedaulatan, dan Pengamat Independen. Pernah di Harian FAJAR Makassar (Jawa Pos Grup) tahun 90-an. Owner dm1.co.id (sejak 2016-sekarang). Penulis novel judul: Janda Corona Menggugah. SALAM PERUBAHAN.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Gara-gara Blok Masela, Setelah Sudirman Said Kini Giliran JK “Menampar” Diri Sendiri?

5 Maret 2016   14:59 Diperbarui: 5 Maret 2016   16:14 2882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(Ilustrasi: Abdul Muis Syam, Repro-desain/meme)

HARI-HARI belakangan ini pembicaraan mengenai rencana pembangunan Kilang Gas Blok Masela cukup seru. Sebab di dalamnya terdapat dua pihak menonjol yang saling silang pendapat. Yakni, Menteri ESDM Sudirman Said menghendaki secara terapung di tengah laut (offshore), sedang Rizal Ramli selaku Menko Kemaritiman mengarahkan agar sebaiknya dilakukan dengan metode onshore (di darat).

Awalnya, proses penggodokan kebijakan Sudirman Said yang seirama dengan keinginan investor asing itu berjalan mulus, sebab memang tak ada pihak-pihak yang “berani” intervensi, sehingga aliran informasinya ke publik pun tidak begitu deras.

Namun setelah mencermati dan “memahami” permasalahannya, Rizal Ramli pun secara tegas “angkat suara”. Dan seketika itulah publik, terutama masyarakat Maluku juga langsung ikut bersuara mendukung metode onshore yang ditawarkan oleh Rizal Ramli.

Karena merasa kehendak dan “cita-citanya” dihalang-halangi, Sudirman Said pun “dililit 4G” (Gerah, Galau, Gusar, dan Gaduh) sendiri.

Dalam kondisi tersebut, Sudirman Said bukannya bergegas menyadari bahwa selama ini dirinya memang tak pernah menghadiri rapat koordinasi (meski diundang) oleh Menko Kemaritiman yang membawahi kementerian ESDM, tetapi malah buru-buru melakukan “perlawanan” kepada pihak yang tak disebutkan namanya, yaitu orang atau mereka yang menginginkan metode onshore (di darat).

Bentuk perlawanan Sudirman Said itu adalah meminta pihak-pihak yang ada di luar dirinya untuk berhenti berpolemik terhadap rencana proyek Kilang Blok Masela. Parahnya, sudah tak pernah menghadiri rapat koordinasi, Sudiman Said malah seenaknya menuding pihak-pihak itu sebagai pihak yang pura-pura berjuang untuk rakyat, pembohong, juga sebagai penipu.

“Tidak usah berpolemik. Yang pura-pura berjuang untuk rakyat, yang menipu, yang suka mengklaim paling tahu, yang mau coba mengganti investor Masela, berhentilah membohongi rakyat. Karena suatu saat akan terbongkar niat busukmu,” tuding Sudirman Said, Sabtu (27/2).

Dari tudingan bernada arogan dan egois yang dilontarkan oleh Sudirman Said itulah kemudian membuat situasi “pembicaraan” di publik mengenai Blok Masela pun tiba-tiba “meledak” menjadi gaduh. Sehingga persepsi pun bermunculan, termasuk dalam bentuk meme yang menggambarkan tudingan bohong itu lebih tepat diarahkan kepada diri Sudirman Said. Artinya, dari tudingan tersebut, publik menilai seakan Sudirman Said telah “menampar” dirinya sendiri.

Lucunya, dengan situasi tersebut, ada-ada saja segelintir pihak yang malah menyalahkan Menko Rizal Ramli. Dan bahkan yang lebih parah, Jusuf Kalla (JK) sebagai wapres malah ikut “angkat toa” (lewat media) menyuarakan kekesalannya terhadap Rizal Ramli.

Disebut parah, karena JK sebagai wapres dalam menyikapi kegaduhan tersebut hanya menyinggung satu pihak saja (Rizal Ramli) yang patut disalahkan, seolah-olah pihak yang bersih dan suci itu adalah Sudirman Said, sang anak emasnya itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun