Mohon tunggu...
Abdul Muis Syam
Abdul Muis Syam Mohon Tunggu... Jurnalis - Terus menulis untuk perubahan

Lahir di Makassar, 11 Januari. Penulis/Jurnalis, Aktivis Penegak Kedaulatan, dan Pengamat Independen. Pernah di Harian FAJAR Makassar (Jawa Pos Grup) tahun 90-an. Owner dm1.co.id (sejak 2016-sekarang). Penulis novel judul: Janda Corona Menggugah. SALAM PERUBAHAN.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pola komunikasi Rizal Ramli Memang Tak Sehat Bagi yang Tak Ingin Sehat

7 Januari 2016   03:22 Diperbarui: 7 Januari 2016   03:33 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika menteri-menteri waras dituntut agar selalu diam ketika mengetahui adanya “bahaya” yang mengancam negara ini, maka menteri-menteri (pejabat negara) yang tak waras alias gila yang akan menguasai negara ini.

Ingatlah, bangsa dan negara ini tidak akan hancur hanya karena tukang kritik seperti Rizal Ramli yang cenderung mengingatkan dan menunjukkan jalan tepat bagi pemimpin dan rakyatnya. Tapi bangsa dan negara ini akan hancur justru oleh para PENGPENG (PengUASA rangkap PengUSAHA). Mengapa?

Sebab, di dalam tubuh PENGPENG terdapat jiwa neo-liberalisme, neo-kapitalisme, neofeodalisme dan neo-kolonialisme yang jelas-jelas bertentangan dengan UUD 1945, Pancasila, Trisakri, juga program Nawacita. Lalu manakah yang sehat, pola komunikasi jurus PENGPENG yang menganut status quo atau pola komunikasi jurus ngepret Rajawali Bangkit yang pro-perubahan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun