Semua itu bisa terjadi dan dilakukan oleh para “mumi” dalam kabinet tersebut karena merasa setiap tindakannya selalu akan diproteksi atau paling tidak akan mendapat pembelaan dari internal partai politiknya ketika mendapatkan masalah hukum dan lain sebagainya.
Hal ini tentu berbeda jauh jika sebuah kabinet nantinya bisa lebih banyak diisi oleh menteri dari kalangan profesional yang benar-benar independen, yakni orang-orang yang tidak sedang berada dalam naungan atau kedekatan dalam sebuah parpol tertentu, maka kabinet tersebut tentulah bisa berjalan dan dijalankan secara benar-benar fokus untuk kepentingan rakyat secara luas tanpa diikat ketentuan “embel-embel” dari internal partai tertentu.
Sehingga itu, rakyat tentunya sangat berharap agar kabinet Jokowi-JK yang akan terbentuk nantinya adalah benar-benar sebuah kabinet yang berideologi Pancasila dan Trisakti, yakni kabinet yang dapat dijalankan secara tepat dari orang-orang tepat yang diyakini juga berkarakter serta berideologi Pancasila dan Trisakti.
Memang, untuk mencari orang-orang berkarakter dan berideologi seperti yang dimaksud sangatlah sedikit jumlahnya. Dan tipe orang sepeti itu pun hanya lebih banyak berasal dari kalangan profesional yang independen (non-partai), yang dinilai matang karena pengalamannya yang telah teruji dalam bentuk pengabdian di bidangnya, dan senantiasa konsisten berbuat serta berkiprah demi tercapainya sebuah perubahan sebagaimana yang diharapkan oleh rakyat.
Dan semoga saja, Jokowi-JK benar-benar bisa memilih orang-orang profesional yang independen yang berkarakter serta berideologi Pancasila dan Trisakti untuk segera ditempatkan dalam kabinet sebagai menteri, bukan “mumi” yang hanya lebih banyak “dibalut dan diikat” oleh aturan-aturan serta penekanan-penekanan dari kekuatan politik yang menaunginya. Kita tunggu...!!!!