Perubahan baru bermanfaat jika terjadi peningkatan kesejahteraan rakyat sehingga rakyat mampu mendapatkan 5P (Pangan, Pekerjaan, Pendidikan, Pelayanan Kesehatan, dan Perumahan). Peningkatan penyediaan pangan, pendidikan, pelayanan kesehatan, dan perumahan juga akan meningkatkan lapangan pekerjaan.
Tujuan perubahan tersebut akan lebih cepat tercapai jika kita memperjuangkan kedaulatan politik, ekonomi, keuangan, pangan, energi, pertahanan, dan teknologi. “Kedaulatan itulah yang terabaikan, bahkan sengaja dilupakan selama 40 tahun terakhir, sehingga 80% rakyat Indonesia belum menikmati arti kemerdekaan dan Indonesia tertinggal dibandingkan dengan negara-negara besar lainnya di Asia. Perubahan dari negara ‘terjajah’ menjadi negara yang berdaulat akan merupakan kekuatan dahsyat untuk mencapai tujuan kemerdekaan,” tulis Rizal Ramli dalam bukunya tersebut.
Rizal Ramli bahkan pada 6 tahun silam dalam bukunya tersebut ternyata telah ia tuangkan gagasan dan agenda Perubahan yang sama persis dengan agenda Perubahan yang dicanangkan dan dijanjikan oleh Pemerintahan Jokowi-JK, yakni Rizal Ramli menulis :
Kedaulatan Politik:
Walaupun secara normatif dan formal Indonesia mengaku sebagai negara yang berdaulat, tetapi di dalam prakteknya pengaruh negara-negara besar dalam bidang politik, ekonomi, dan pertahanan masih sangat dominan.
Rizal Ramli mengungkapkan, negara-negara berkembang seperti malaysia, China, India, Brazil, dan Iran memiliki kedaulatan yang lebih kuat dalam bidang politik, ekonomi dan pertahanan. “Tahun ini harus menjadi awal dari kebangkitan kedaulatan politik bangsa Indonesia,” tulis Rizal Ramli.
Kedaulatan Ekonomi:
Dengan sengaja dan sistematis selama 40 tahun terakhir, kedaulatan ekonomi telah digadaikan kepada negara adidaya dan lembaga keuangan multilateral. melalui ketergantungan hutang, kekuatan-kekuatan luar tersebut kemudian mendikte, memesan, dan mengijon undang-undang dan peraturan Pemerintah, bahkan ikut menentukan dalam penunjukan pejabat-pejabat ekonomi sehingga sesuai dengan kepentingan strategis jerat Washington (Washington Concensus).
Tidak aneh, lanjut Rizal Ramli, bahwa strategi dan kebijakan ekonomi sering lebih menguntungkan kepentingan di luar Indonesia ketimbang memberi manfaat untuk rakyat Indonesia. “Kebijakan ekonomi bahkan sering menyebabkan proses pemiskinan struktural: rakyat Indonesia bagaikan ayam yang mati di lumbung padi, di tengah-tengah kekayaan alam yang melimpah dan alam yang indah,” tulis Rizal Ramli.
Ditekankannya, agar rakyat lebih sejahtera, dan Indonesia menjadi negara maju, maka kedaulatan ekonomi harus direbut sehingga proses pemiskinan struktural dihentikan dan kebijakan ekonomi memberi manfaat untuk rakyat dan kepentingan nasional.
Kedaulatan Pangan, Energi, Pertahanan dan Teknologi
Dalam bagian ini, Rizal Ramli menulis, bahwa sebagai negara dengan penduduk 220 juta jiwa, adalah sangat penting untuk memiliki kedaulatan di bidang pangan, energi, pertahanan, dan teknologi. Kedaulatan di keempat bidang tersebut merupakan prasyarat penting untuk menjadi negara besar dan dihormati di dunia.
Perubahan, Demokrasi dan Hak Asasi
Di bagian inilah kemudian yang membuat Rizal Ramli melihat adanya hubungan permasalahan antara keinginan perubahan dengan dengan sebuah sistem Pemerintahan.
“Banyak kalangan yang menilai bahwa 10 tahun demokrasi dan reformasi tidak membawa manfaat bagi rakyat dan kejayaan Indonesia adalah akibat sistem yang terlalu demokratis. mereka ingin mengembalikan jarum jam, ingin membawa Indonesia kembali kedalam sistem otoriter,” tulis Rizal Ramli.