Stockholhom Syndrome sebetulnya sudah lama mewabah dan lebih dahsyat dan sekaligus aneh sendiri dibanding kejadian mana pun, sebab melibatkan jutaan orang dan proses surrender-nya bersifat suka rela, tanpa ada tekanan psikologis yang ekstrim. Orang yang telah terkena wabah ini bisa dengan “sukarela” mengingkari segenap rasa sakit dan penderitaan mereka serta teman-teman seperjuangan, baik di masa lalu, masa kini, dan mungkin juga di masa yang akan datang.
Istilah Stockholhom Syndrome ini bisa menjadi tenar ke seluruh dunia adalah bermula dari peristiwa penculikan dan penyanderaan Patricia Campbell Hearst, cucu pemilik kerajaan media Williams Randolps Hearts di Amerika Serikat. Di akhir peristiwa itu, Patricia malah mencintai penyanderanya yang terkenal kejam dan bengis itu.
Jadi sungguh sangat menyedihkan jika ada seseorang yang harus terkena wabah Stockholhom Syndrome. Atau... jangan-jangan Anda pun sudah ikut terkena....??!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H