Mohon tunggu...
Abdul Muis Syam
Abdul Muis Syam Mohon Tunggu... Jurnalis - Terus menulis untuk perubahan

Lahir di Makassar, 11 Januari. Penulis/Jurnalis, Aktivis Penegak Kedaulatan, dan Pengamat Independen. Pernah di Harian FAJAR Makassar (Jawa Pos Grup) tahun 90-an. Owner dm1.co.id (sejak 2016-sekarang). Penulis novel judul: Janda Corona Menggugah. SALAM PERUBAHAN.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Situasi Negara Bertambah Sulit, Rizal Ramli: Hanya Mahasiswa, Pemuda dan Buruh yang Mampu Mengubahnya

30 Januari 2015   14:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:06 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_348624" align="alignnone" width="600" caption="Ilustrasi/Abdul Muis Syam."][/caption]

KETIKA kita tahu bahwa situasi saat ini begitu sangat sulit dengan permasalahan yang muncul bertubi-tubi dari berbagai penjuru dalam kehidupan berbangsa di negara ini, maka kita tak bisa patah semangat, apalagi bila harus menyerah. Kita harus tetap bangkit berjuang menghadapinya dan berusaha mencari jalan untuk pemecahannya.

Paling tidak, ketika belum jua ada tanda-tanda untuk bisa mengatasi situasi sulit seperti saat ini, kita dapat menghibur diri bahwa ini hanyalah suatu “tahap” yang harus dilalui. Atau, loncat ambil keputusan!

Setidaknya, seperti itulah yang dapat dideskripsikan sebagai sebuah pencerahan tersendiri dari salah satu status yang ditulis Dr. Rizal Ramli dalam akun twitternya.

Menko Perekonomian di era Presiden Gus Dur ini memang sangat dikenal sebagai tokoh yang sejak dulu tak pernah lelah, apalagi menyerah dalam melakukan pergerakan dan berbagai terobosan untuk sebuah perubahan. Sebab, diakui atau tidak, Rizal Ramli adalah sosok yang bisa berhasil dan sukses tampil sebagai tokoh nasional adalah tidak dilalui secara instan, apalagi karbitan.

Olehnya itu, hingga kini ia masih sangat giat tampil paling depan membela kepentingan rakyat, yakni dengan senantiasa melawan setiap kebijakan pemerintah yang bernuansa neoliberalisme, neokolonialisme dan neokapitalisme.

Ia sangat tahu dan sadar betul, bahwa situasi bangsa dan negara bisa bertambah sangat sulit seperti saat ini adalah karena demokrasi Indonesia sudah lumpuh dan sejak awal telah dibajak oleh elit korup dan quasi-otoriter, yang hanya kaya citra tapi miskin prestasi, sehingga akibatnya hanya menghasilkan Demokrasi Kriminal.

Jika menurut Rizal Ramli, elit saat ini terlalu mudah dikooptasi, dan para elit juga sudah “jinak”, maka tentu perubahan yang diimpikan oleh rakyat tidak bisa diharapkan datang dari para elit yang ada saat ini.

“Jika elit sudah kompak mendukung ketidakbenaran, (maka) sejarah Indonesia membuktikan hanya mahasiwa, pemuda dan buruh yang mampu mengubahnya," tulis Rizal Ramli dalam twitternya.

Yaa... hanya aktivis yang berasal dari kalangan mahasiswa, pemuda, dan buruhlah yang benar-benar mampu sejak dulu mengukir sejarah perubahan di negeri ini.

Tapi sayangnya, pemerintah kini justru lebih memilih tutup telinga, dan enggan mendengarkan suara-suara tuntutan perubahan dari para mahasiswa, pemuda dan buruh.

Lihat saja, semua masalah yang “diteriakkan” oleh mahasiswa, pemuda dan buruh ini, mulai dari masalah BBM, tarif dasar listrik, elpiji dan harga-harga sembako, serta desakan penanganan korupsi agar dapat diatasi sebagaimana yang dikehendaki rakyat, semuanya dimentahkan oleh pemerintah saat ini.

Sehingga, pemerintah sepertinya benar-benar telah mengabaikan dan mencampakkan mereka. Padahal, mereka inilah sesungguhnya “kekuatan sekaligus pelaku” yang telah terbukti mampu mengukir sejarah perubahan sejak duhulu, dan juga mereka inilah sesungguhnya pihak yang benar-benar idealis membela kepentingan rakyat. Bukan elit!

Tapi sekali lagi sangat disayangkan, pemerintah saat ini malah kelihatannya hanya lebih sibuk melakukan “balas budi” dan lebih merasa aman jika memberikan “zona nyaman” kepada elit-elit korup.

Adalah mulai dari penunjukan menteri-menteri dalam kabinet, Jaksa Agung, (calon) Kapolri dan lain sebagainya, semuanya terkesan dipaksakan. Akibatnya, lihat dan saksikanlah sendiri kesulitan, karut-marut dan kegaduhan seperti apa yang telah terjadi saat ini?!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun