Mohon tunggu...
Dewi Amsika IF
Dewi Amsika IF Mohon Tunggu... Mahasiswa - MHS Unikama_210402080001

Mahasiswa Unikama

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Harga Beras Naik karena El Nino Menjadi

27 Februari 2024   10:12 Diperbarui: 27 Februari 2024   10:53 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenaikan bahan pangan selalu menjadi hal yang mengejutkan sekaligus meresahkan. Rasanya, pemberitahuan kenaikan bahan pangan sudah menjadi topik hangat atau bahkan topik incaran para wartawan. Salah satunya adalah beras, bahan pangan utama Indonesia.

Beras merupakan makanan pokok untuk Masyarakat besar Indonesia. Hal ini dikarenakan sektor pertanian Indonesia yang maju. Selain itu, Indonesia menjadi negara yang memiliki konsumsi beras per kapita terbesar di dunia.

Karena beras merupakan bahan pangan utama yang dicari, pemberitahuan akan kenaikan hargapun menjadi berita yang mengejutkan sekaligus meresahkan. Yang lebih mengejutkannya lagi, kenaikan beras berhasil mencapai hingga 7,7 persen dari awal tahun. Hal ini serupa dengan pernyataan Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KiTa yakni, "Kita juga waspada terhadap kenaikan harga beras bulanan yang mencapai 7,7 year to date, hingga tanggal 21 Februari telah mencapai rata-rata harga di Rp 15.175," Sementara di bulan ini, harga beras naik hingga menjadi Rp 18.000. Tidak hanya itu, kenaikan harga beras diperkirakan masih akan berlanjut hingga Maret 2024.

Perkiraan ini masih merupakan perjuangan untuk memastikan kembali harga normal beras. Hal ini karena, harga beras bisa kembali normal jika sudah ada panen raya. Panen yang dilakukan secara besar-besaran atau panen raya, adalah hasil panen yang jauh lebih besar dari sebelum-sebelumnya. Sementara umumnya, panen raya terjadi di bulan Juli dan Agustus. Sementara BMKG mengungkapkan bahwa puncak musim kemarau di Indonesia diprediksi terjadi pada bulan Juli-Agustus 2024.

Berbeda dari BMKG, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo, menyatakan bahwa puncak musim panen raya di awal tahun 2024 mundur dua bulan akibat el nino. Ungkapan Arief Prasetyo ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Presiden Joko Widodo, "Kenapa harga beras naik? Karena ada perubahan musim, ada El Nino, dan itu di alami bukan hanya negara kita, tetapi juga negara lain mengalami hal yang sama."

Tanpa di sadari, fenomena El Nino menjadi faktor penting akan keberhasilan panen raya. Fenomena ini terjadi karena adanya peningkatan suhu permukaan air yang menjadikannya lebih hangat dari biasanya. Dampak yang diterima oleh Indonesia karena El Nino adalah panas yang ekstrem, kekeringan, kebakaran hutan, hingga menurunnya hasil panen.

Kenapa hasil panen bisa menurun? Kekeringan menghambat padi tumbuh dengan baik, sehingga panen semakin sulit. Untuk menghasilkan padi atau menyebabkan adanya panen raya, salah satunya adalah ketersediaan air yang cukup tinggi. Dengan adanya ketersediaan air yang cukup tinggi merupakan waktu yang tepat untuk proses penanaman padi. Tidak hanya itu, tanah yang kering karena kekeringan akan sulit untuk ditanami. Meski sinar matahari bisa dikatakan memadai tat kala musim kering, tapi jika pasokan air masih di bawah apa yang dibutuhkan, petani akan kesulitan untuk menghasilkan padi yang baik. Karena itu, petani lebih banyak memilih menanam padi di musim hujan. Selain karena pasokan air yang nenenuhi, tanah yang jadi lebih mudah ditanami, sinar matahari yang memadai.

El Nino terjadi bisa hingga berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Meski fenomena ini dipicu oleh anomaly suhu permukaan laut yang lebih panas dari biasanya, hal ini juga berakaitan dengan aktivitas manusia terhadap variabilitas alam. Karena sedari dulu, 20-30 persen wilayah daratan di seluruh dunia berpotensi terkena dampak El Nino, hal ini berdasarkan penelitian Mason dan Goddard (2001) yang melakukan pengamatan sejak 1950.

El Nino sendiri semakin menjadi karena adanya pemanasan global, menjadikan krisis iklim sebagai ancaman nyata. Krisis iklim tidak hanya pemanasan globabl, tapi juga gas rumah kaca hingga kerusakan lapisan ozon. Krisis iklim yang menjadi ancaman nyata, meningkat menjadi ancaman keberlangsungan hidup manusia. Bagaimana tidak mengancam, jika saja El Nino terus berlanjut, musim kemarau akan semakin menjadi. Tanah yang sulit ditanami akan menghambat petani untuk bertanam padi. Menjadikan berkurangnya beras yang berasal dari padi. Hingga pemerintah menurunkan beras bulog dan menaikkan harga beras premium.

Lalu bagaimana untuk bisa bertahan? Seperti yang sudah dinyatakan, bahwa tidak hanya di Indonesia yang mengalami El Nino. Artinya, tidak hanya Indonesia yang mengalami kesulitan bercocok tanam padi. Tidak hanya Indonesia yang kesulitan menghasilkan beras. Presiden bahkan sampai memberikan bantuan beras mencapai 10 kg sebesar Rp 200.000 per bulan.

Beberapa negara yang kesulitan untuk bercocok tanam padi, masih mampu untuk mengekspor beras. Misalnya adalah Thailand. Bahkan bagi Thailand, kesulitan yang dirasakan banyak negara seperti kesempatan emas bagi Negeri Putih Gajah. Pasalnya, penduduk dengan total 70,27 juta jiwa tersebut, menjadikan Thailand pengkomsusian beras dalam negerinya sedikit. Bahkan karena hal ini, Indonesia memutuskan untuk mengimpor 2 juta ton beras dari Thailand.

Beruntungnya, beras yang mengandung karbohidrat memiliki banyak pengganti lainnya. Seperti ubi jalar, gandum bahkan jagung. Karbohidrat lain yang bisa menggantikan posisi beras aka nasi pada saat makan adalah nasi merah. Selain meiliki kandungan oprotein dan asam lemak, nasi merah juga bagus untuk diet. Mungkin harga beras naik, tidak buruk juga, ya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun