adanya acuan tradisional meski tidak semua teknik klasik bersifat struktur. teori klasik bersifat mengatur dan memberik pola meskipun tidak memaksa. bukan berarti tidak konsisten, ada kesatuan nada yang ketat, murni dan 'sederhana' di gaya tertentu, konsentrasi emosi tunggal, plot dan tema tunggal. juga membuat perbedaan sosial pada tiap genre, artinya menentukan tingkatan tokoh dan gaya yang dianggap unsur, panjang dan lebar, keseriusan nada.
van tieghem berpikir bahwa dasar teori estetis klasik jauh lebih kuat dari teori modern. teori modern yang bersifat deskriptif, tidak membatasi jenis sastra dan tidak ada aturan untuk diikuti pengarangnya. apalagi, teori modern menganggap teori tradisional mudah 'digabung' dan menghasilkan jenis baru.
gabungan ini merupakan kesenangan orang-orang terhadap karya sastra.
pendekatan genre sendiri memperhatikan perkembangan internal sastra. kaitan genre primitif dengan genre sastra berkembang, kaitan puisi populer dengan sastra serius yang akhirnya menyimpulkan jika 'sastra perlu memperbarui diri denna "barbarisasi kembali" secara terus menerus'
tidak hanya sifat genre, ada pula sejarah genre. menulis sejarah tabpa filsafat sejarah akan menghasilkan sedertan catatan kronik. maka, sejarah tragedi dapat ditulis dengan menelusuri perkembangan sejarah lalu melihat masa perkembangan atau kemunduran  sejarah dengan cara penjabaran secara umum dan urutan kritis.
masalah genre merupakan masalah sejarah sastra yang bersangkutan dengan sifat dari bentuk sastra yang universal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H