Konstatinopel atau yang sekarang dikenal sebagai Instanbul adalah kota yang terletak di antara Laut Marmara dan Selat Bosporus dan letaknya strategis yang menjadikannya tempat yang penting secara geografis.
Konstatinopel sendiri berhasil direbut kembali dari Kekaisaran Byzantium oleh Kesultanan Ustmaniyah pada masa Sultan Muhammad II (Muhammad Al-Fatih) Tahun 1453. Namun dalam sejarahnya, sebelum Sultan Muhammad II sudah banyak sultan yang mencoba untuk menaklukkan Konstatinopel.
Â
Apa faktor dibalik susahnya penaklukan Konstatinopel?
Ada beberapa faktor yang menyebabkan Konstatinopel ini susah ditaklukkan sebelum Sultan Muhammad II, sebagai berikut:
1. Letak Geografis yang sulit dijangkauÂ
Konstantinopel terletak di lokasi strategis yakni di antara Laut Marmara dan Selat Bosporus yang menghubungkan antara Eropa dengan Asia. Dan juga, letaknya yang dilindungi oleh beberapa benteng alami, termasuk air di sekitarnya, yang membuatnya sulit dijangkau oleh musuh secara langsung.Â
2. Pertahanannya yang Kuat
Konstantinopel memiliki sistem pertahanan yang kuat, terutama dinding-dinding kota yang terkenal. Dinding-dinding ini sangat tinggi, tebal, dan kokoh, sulit untuk ditembus oleh pasukan penyerang. Selain itu, kota ini diperkuat lagi oleh tembok dalam dan tembok luar yang saling melindungi. Tembok dalam yang dikenal sebagai Tembok Teodosius dan tembok luar dikenal sebagai Tembok Konstantinus juga memiliki tinggi dan ketebalan yang serupa. Tembok-tembok ini juga dilengkapi dengan menara-menara pertahanan, gerbang-gerbang kuat, dan parit-parit yang dalam.
3. Pemimpin dan Pasukan Pertahanan yang Kompeten dan Terlatih
Penduduk Konstantinopel, yang sebagian besar adalah orang-orang Yunani Byzantium, memiliki pasukan pertahanan yang terlatih dan berpengalaman. Mereka telah menghadapi pengepungan dan serangan sebelumnya, sehingga mereka menjadi penentang yang tangguh bagi pasukan penyerang dan memiliki keahlian dan pemahaman yang baik dalam pertempuran dan taktik pertahanan.Â
4. Teknologi dari Pertahanan yang Canggih
Selama periode tersebut, Konstantinopel sendiri telah mengadopsi teknologi pertahanan yang canggih untuk melindungi kota. Mereka menggunakan meriam yang kuat dan efektif, serta perangkat pertahanan lainnya seperti mesin penembak panah, alat-alat pelempar batu, dan alat pengepung lainnya. Teknologi ini memberikan keuntungan taktis bagi pihak yang bertahan.
Beberapa faktor di atas merupakan hal membuat Konstantinopel menjadi kota yang sukar ditaklukkan sebelum kekuasaan Sultan Muhammad Al-Fatih. Namun, Sultan Muhammad Al-Fatih berhasil menaklukkan kota ini dengan menggunakan strategi dan teknologi pengepungan yang inovatif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!