"Saya masih ragu, tapi aku lebih seneng Teknik Informatika.."
Kebanyakan dari teman saya, lebih dominan tertarik pada fakultas-fakultas berbau sains dan teknologi. Hmm... saya merasakan bahwa aura sains di era globalisasi sangat diperlukan kehadirannya. Bahkan, ilmuwan-ilmuwan jaman pencerahan jangan dulu mati; Nicola Tesla, Gutenberg, dan lain-lain. Sebab, terlalu langka dan minimalis menemukan orang demikian di tanah air. Jika mau, tolong jadi dosen di kampus Indonesia, ucap temanku sang akademisi akut saat ngobrol santai di balai sekolah dulu.
Sebenarnya, masih banyak prodi yang diungkapkan dan tak mungkin juga saya paparkan semuanya; ada Hukum, Bioteknologi, Ekonomi, Manajemen Keuangan dan segala cucu-nya. Kemudian, saya bertanya apa alasannya memilih demikian.
"Ah, kalo saya emang seneng banget sama gitu-gituan, pokoknya, keren abis.."
"Hmm, biar dikata aku jadi anak jenius. Wow..."
"Weww, kerja mudah dan gaji lumayan, daripada lumanyun.."
Sekian lamanya memberi alasan masing-masing, saya menghela nafas dan menatap satu-satu wajah mereka; "Apakah kamu yakin?"
Pertanyaan tadi yang saya rangkai dengan penuh harapan. Ternyata, berbuah keraguan teramat sangat. Kenapa? Memilih prodi yang benar butuh panduan pembimbing.Â
Tidak boleh asal pilih, mengingat kondisi otak kita jauh di bawah standar rajin dan pintar. Boleh mengejar impian lewat prodi-prodi super favorit tersebut, tergantung sampai batas manakah akal kita berpikir ataukah hanya sekedar belagak dan gaya. Sebab, "emang orang yang hendak berkuliah dalam prodi itu cuma elu doang?"
Opini saya mendekati garis mayoritas, dan benar-benar terbukti, sesuai klasemen prodi terpopuler dan diminati SBMPTN 2017; prodi Manajemen menempati posisi pertama dengan jumlah peminat 139.109 orang.Â
Prodi Akuntansi dengan perolehan peminat sebanyak 96.423 orang. Prodi Hukum dengan 81.050 orang, diikuti dengan prodi Kedokteran sebanyak 64.744 orang. (Seperti dilansir oleh laman www.Youthmanual.com) Sedangkan kuota per prodi tidak mungkin lebih-lebih dari 200 orang. Butuh keseriusan internal maupun eksternal bilamana ingin tertampung di prodi, yang katanya populer.