Mohon tunggu...
AMRUL HAQQ
AMRUL HAQQ Mohon Tunggu... Seniman - Pendiri Media GelitikPolitik.com

Amrul Haqq merupakan penulis buku dan pendiri sekaligus pemimpin redaksi media online berbasis politik bernama GelitikPolitik.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gus Miftah, Dakwah, dan Segelas Anggur Merah

27 Juli 2019   20:49 Diperbarui: 30 Juni 2021   08:31 2532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Rakyatku News

Pendakwah Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah telah mengantongi izin Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk berceramah di klub-klub malam Jakarta. Rencananya, Gus Miftah akan memulai dakwanya itu pada Agustus mendatang. Melalui akun Instagramnya, Gus Miftah menuliskan rencananya tersebut. (Kronologi, 27 Juli 2019)

Gus Miftah namanya, yang menuntun Dedy Corbuzier hingga akhirnya memeluk Islam itu memang belakangan mencuat setelah videonya yang sedang mengisi pengajian di sebuah klub malam Boshe VVIP Club Yogyakarta viral di media sosial.

Ternyata beliau sudah menjalani misi dakwah di klub malam selama 14 tahun silam, motivasi beliau adalah untuk mengenalkan Allah kepada mereka yang belum kenal dan bermesraan dengan-Nya.

Diskotik dan klub malam yang identik dengan maksiat di sirami sebuah pesan-pesan kebaikan dan ajakan untuk mendekat kepada Sang Maha, karena hakikatnya mereka yang berpesta pora dengan menggenggam gelas dan botol itu sedang dalam keadaaan alpa dan lupa.

Gus Miftah datang dan mengingatkan dengan memberikan siraman rohani dan tak jarang juga mengajak bersama untuk membaca sholawat Nabi.

Ketika aksi sweeping atas nama agama marak terjadi di Ibukota yang dilakukan oleh sebuah ormas atas nama amar ma'ruf nahi munkar, Gus Miftah hadir dan mencoba dengan cara lain yang lebih bijaksana yaitu merangkul mereka dan mengajak untuk bersama mengingat kembali Sang Maha Kuasa kemudian bermesraan dengan-Nya.

Amar ma'ruf di lakukan dengan cara yang ma'ruf pula, karena kita tidak bisa memadamkan api dengan api, akan tetapi akan berhasil jika memadamkan api dengan air.

Gus Miek dan Karomah Dakwah di Diskotik

sumber: Web Info
sumber: Web Info
Hamim Tohari Djazuli adalah nama lengkapnya. Ia dilahirkan pada 17 Agustus 1940 di Kediri dari pasangan KH Jazuli Usman dan Nyai Radliyah. Nyai Radliyah ini memiliki jalur keturunan sampai kepada Nabi Muhammad, sebagai keturunan ke-32 dari Imam Hasan, anak dari Ali bin Abi Thalib dengan Siti Fathimah. Ayah Gus Miek, KH. Jazuli Usman adalah pendiri pesantren Ploso Kediri.

Ia pernah nyantri kepada banyak guru, di antaranya kepada KH Hasyim Asy`ari, Mbah Ma'ruf (KH Ma'ruf Kedunglo), KH Ahmad Shaleh Gondanglegi Nganjuk, KH Abdurrahman Sekarputih, KH Zainuddin Mojosari, KH Khazin Widang, dan Syaikh al-`Allamah al-Aidrus Mekkah. (muslimoderat.net)

Gus Miek mendirikan Jamaah Mujahadah Lailiyah, Majlis Dzikir Dzikrul Gofilin dan Majlis Sema'an AlQuran Jantiko Mantab, mantab sendiri adalah akronim dari man taba (orang yang bertaubat) dan sampai sekarang berkembang pesat terutama di Jawa Timur hingga saat ini dilanjutkan oleh putra beliau Agus Sabuth Pranoto Projo.

Dikutip dari buku Ajaran Kyai Hamim Jazuli, "Gus Miek" dikisahkan pada suatu hari, Gus Miek dengan diikuti Gus Farid (kerabatnya) bertandang ke sebuah diskotek.

Di sana, Gus Farid mencoba menutupi identitas Gus Miek agar tidak dilihat dan dikenali pengunjung diskotek itu.

"Gus, apakah jama'ah sampeyan kurang banyak? Apakah sampeyan kurang kaya? Kok mau masuk tempat seperti ini?" Tanya Gus Farid kemudian.

Gus Miek terlihat emosi mendengar pertanyaan orang terdekatnya, yang telah puluhan tahun mengikutinya.

"Biar nama saya CEMAR di MATA MANUSIA, tapi TENAR di MATA ALLAH. Apalah arti sebuah nama. Paling mentok, nama Gus Miek hancur di mata umat.

Semua orang yang di tempat ini, di diskotik ini, juga menginginkan surga, bukan hanya jamaah (kaum santri dan bersarung) saja yang menginginkan surga. Tetapi, siapa yang berani masuk ke tempat seperti ini? Kyai mana yang mau masuk ke tempat-tempat seperti ini?!" Sergah Gus Miek.

Gus Farid terdiam. Tak lama setelah itu, Gus Miek pun kembali ceria seolah lupa dengan pertanyaan Gus Farid barusan.

Memang, setiap kali Gus Miek masuk bar, lobi hotel ataupun tempat-tempat 'hiburan pelepas penat' bagi orang-orang tertentu seperti ini, ada saja orang-orang yang mengerubunginya, masing-masing mengadukan permasalahan kehidupannya.

Gus Miek dan Gus Miftah mencoba mengetuk hati manusia yang sedang lupa dan alpa dengan melampiaskannya ke klub malam untuk kembali mengingat Tuhan, karena dakwah tidak melulu dipanggung, mimbar apalagi dengan sweeping dan pekikan takbir nir-substansi, akan tetapi bagaimana sampai bisa mengetuk hati manusia untuk kembali kepada Tuhan. 

Ud'u ilaa sabili rabbika bil hikmati wa mau'izatil hasanati, Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun