Mohon tunggu...
Amrudly
Amrudly Mohon Tunggu... -

hai saya orangnya gk jelas hidupnya. mencoba kemana saja. yang penting happy. kalau bisa ... kunjungi blog saya ya... amrudly.com gamgadget.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

PHP Rasa Berkirim Pesan

24 Februari 2017   22:29 Diperbarui: 24 Februari 2017   22:50 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Jika ditanya apa yang aku lakukan? Aku hanya bisa berkata aku akan menunggumu. Ya, aku akan menunggumu. Aku telah membulatkan tekadku. Tapi … jika ditanya siapa yang kutunggu, aku hanya mengatakan, “Aku tidak tahu.” Karena sesungguhnya aku sedang menunggu jodoh. Entah kapan datangnya jodoh.

Aku berjalan menuju kebun binatang. Aku berhenti di kebun binatang harimau. Harimau tersebut berkelamin jantan, dan dia sendirian. Dia juga sepertinya sedang menunggu.

“Apa kau sedang menunggu jodoh? Apa kau sama sepertiku?” namun harimau itu tidak menjawab. Dia hanya mengaum dan sesekali mengibaskan ekornya.

“Huh … sepertinya memang dia sedang menunggu jodoh,” aku tersenyum melihat kami sama, sama-sama menunggu jodoh.

Aku pergi melihat binatang lain. Tidak ada yang menarik bagiku kecuali harimau tadi. Entah apa yang ada di pikiranku, aku merasa aku dan harimau itu sama. Mungkin dia juga gelisah menunggu jodoh. Aku kembali ke kandang harimau tersebut.

“Halo apa kau merindukanku?” tanyaku kepada harimau. Tentu saja dia tidak menjawab. Mungkin dia tidak mengerti apa yang kukatakan.

“Wah … harimau yang lucu,” tiba-tiba muncul seorang perempuan di sampingku. Dia langsung mengatakan harimau itu lucu. Aku tidak melihat kelucuan dari dirinya. Yang kulihat adalah dia menunggu jodoh. Aku tidak menanggapi perkataan perempuan itu. Aku langsung melangkah meninggalkan harimau itu dan pada saat itu juga, harimau itu mengaum kuat sekali. Seakan-akan dia tidak tega aku tinggalkan.

“Mas, kenapa meninggalkan harimau itu? lihat dia jadi gelisah gitu,” tiba-tiba perempuan itu menghentikan langkahku. Dia memegang tanganku dan menuntunku mendekati kandang harimau itu. harimau itu sangat senang.

Apa yang dia lakukan? Kenapa dia senang bertemu denganku. Apa karena bertemu dengan teman senasib itu menyenangkan?

“Mas, suka melihat harimau juga?” tanya perempuan itu penasaran. Sebenarnya aku tidak begitu suka melihat harimau. Aku bahkan tidak tau alasan apa aku datang ke kebun binatang ini. Aku melihat harimau itu karena aku melihat kami senasib.

“Sejujurnya mas, aku sangat suka sekali harimau. Aku menyukai segalanya dari mereka tapi … kalau aku mendekati mereka yang ada seperti ini,” perempuan itu mencoba mendekati harimau itu, tapi harimau itu langsung menjauhi perempuan itu. Aku tersenyum melihat kejadian itu.

“Apa? Mas jangan tersenyum. Pokoknya jangan tersenyum,” katanya ngambek.

Ada apa ini? Kenapa kau merasa kalau kami itu cocok banget? Ada perasaan malu bercampur senang ketika di dekatnya. Tapi jantungku, seharusnya berdetak tapi tidak berdekat.

“Mas, minta nomor HP-nya. Biar nanti malam aku hubungi,” katanya ramah banget disertai senyuman manisnya. Aku memberikan nomor HP-ku dan perempuan itu langsung pergi.

Harimau langsung mengaum kegirangan. Rasanya dia mengaum kegirangan mengucapkan selamat kepadaku.

Ya, pada malam harinya dia mengirimku sebuah pesan disertai emoji yang membuat aku tertawa. Dan aku membalas seadanya dan dia membalas pesanku. Ya … satu jam kemudian dia mengirimnya lagi dan aku membalasnya dengan waktu satu menit saja.

Begitulah yang kualami malam-malam terakhir kami. Rasanya tiap malam aku menanti kehadiran pesan darinya. Kadang aku pura-pura bertanya agar aku bisa berkirim pesan kepadanya.

Hingga akhirnya dia mengajakku ketemuan. Aku begitu senang. Semalaman au senyam-senyum. Aku memikirkan pakaian terbaik yang aku pakai.

Keesokan harinya, aku datang. Aku datang sekaligus patah hati. Ternyata, dia datang membawa pacarnya. Pacarnya butuh bantuanku mengenai pembuatan desain. Ya, aku memang ahli desain.

~amrudly.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun