Mohon tunggu...
Amrudly
Amrudly Mohon Tunggu... -

hai saya orangnya gk jelas hidupnya. mencoba kemana saja. yang penting happy. kalau bisa ... kunjungi blog saya ya... amrudly.com gamgadget.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Malam Tahun Baru Dipenuhi Air Mata

2 Januari 2017   22:40 Diperbarui: 2 Januari 2017   23:07 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gemuruh kembang api di udara, aku hanya bisa mendengarnya. Gemuruhnya manusia berkata “Happy New Year”, aku hanya bisa diam dan menangis. Gemuruh manusia bersuka cita di malam tahun baru ini, aku hanya bisa berduka cita.

Sebuah pesan singkat yang kau kirim kepadaku menghancurkan seluruh duniaku. Kenapa sekali kau tega mengatakan demikian. Padahal apa salahku? Aku berusaha keras untukmu. Tapi bayaran yang kudapat sangat-sangat tidak setimpal.

***

Pada malam tahun baru aku hanya diam saja. Pada pagi harinya, karena tidak masuk kuliah aku memilih tiduran. Padahal katanya tidak bagus kalau cewek hanya tiduran saja. Harus melakukan kegiatan lain. Justru aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan.

Teman-temanku pada pergi menemui keluarga mereka. Keluargaku sih di sini, tinggal bersamaku. Jadi tidak perlu aku mengunjungi kelurgaku.

“Dina, kenapa tiduran saja? Kalau tiduran saja, bantu dulu mama nyiapin sambal.”

“Ah … malaslah ma. Masak Dina harus numbuk sambal dan…,” aku langsung pergi ke dapur dan menumbuk sambal. Aku tidak mau mama sedih karena penolakanku.

Begitulah pekerjaanku hari ini. Hanya bantu-bantu mama saja.

Sore harinya aku mengirim sebuah pesan untuk Rian kekasihku. Aku mengirim pesan paling romantis menurutku.

Akhir-akhir ini Rian sangat aneh. Dia tidak pernah lagi mengirimku pesan. Setiap aku mengirim pesan, dia selalu membalas singkat. Padahal itu yang kulakukan saat awal-awal PDKT kami. Rian tiba-tiba mengirim pesan. Cowok tidak jelas mengirim pesan, tentunya aku was-was. Eh … aku malah jatuh hati kepadanya.

“Hai boleh minta nomor?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun