Mohon tunggu...
Amrudly
Amrudly Mohon Tunggu... -

hai saya orangnya gk jelas hidupnya. mencoba kemana saja. yang penting happy. kalau bisa ... kunjungi blog saya ya... amrudly.com gamgadget.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nembak Cewek Berujung Pingsan

23 November 2016   02:29 Diperbarui: 23 November 2016   02:41 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Emak, aku sudah punya calon mantu nih, tolongin Doanya biar diterima. Besok rencana aku mau nembak tuh cewek,” kataku kepada emak dengan tatapan penuh mohon.

“Kau ingin nembak cewek? Hahaha bercandanya jangan sampai kelewatan kali. Anak emak yang sudah ratusan tahun menjomblo. Pengen nembak cewek?”

Teringatnya aku hanya beberapa tahun saja menjomblo. Sejak putus dengan Surti, rasanya susah kali mendapakan pacar baru. Entah apa rahasianya, setiap aku PDKT pasti ujung-ujung masuk zona teman zone.

“Iya emak, mohon doa restunya ya mak. Jangan meledek aku mak, sakit hati aku mak.”

“Sakit hati sakit hati! Mak lebih sakit hati ketika mendengar kau putus sama Surti. Entah kenapa kau lebih memilih selingkuh dengan gamemu itu daripada setiap sama Surti. Kan kualat jadinya.”

“Hehe mak ampun.”

***

Aku sudah mempersiapkan semuanya demi kelancaran acara nembak nanti malam. Shotgun sudah, perluru 6 biji, dan ditambah rompi anti peluru. Ok, semuanya sudah siap. Kini mencari bunga.

“Mak bunga plastik yang di meja kok hilang mak?”

“Sudah emak buang. Banyak lalat, nampak kali dia jarang mandi.”

Alamak kalau bunga plastik di buang, terus aku pakai apa dong? Masak datang dengan tangan kosong? Untuk dompet jangan lihat deh. Awal bulan, tipis melulu.

Aku melihat ke luar, eh … ternyata emak rajin juga merawat bunga. Petik satu tangkai tidak masalah dong.

Dengan gerakan ninja pemula, akhirnya aku ketahuan oleh emak dan dimarahi aku pake toak.

***

Malam Senin pukul 08.00 pagi, aku bertemu dengannya. Aku dengan gemetar mengucapkan kata sakti.

“Sari, sudah lama aku cinta padamu. Pengen banget kita menikah nantinya. Tapi pacaran dulu ya. Soalnya belum ada modal aku. Uangku masih tipis. Kau lihatnya susah kali aku beli bensin. Kau terimanya cintaku?” tanyaku penuh harap.

Sari hanya diam, diam …, diam … sampai akhirnya dia menunjukkan sebuah photo. Di saat itulah aku langsung pingsan.

Wah … akhirnya aku ditolak juga. Sadis pula itu.

sumber : bacacerpen.net

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun