Aku melihat ke luar, eh … ternyata emak rajin juga merawat bunga. Petik satu tangkai tidak masalah dong.
Dengan gerakan ninja pemula, akhirnya aku ketahuan oleh emak dan dimarahi aku pake toak.
***
Malam Senin pukul 08.00 pagi, aku bertemu dengannya. Aku dengan gemetar mengucapkan kata sakti.
“Sari, sudah lama aku cinta padamu. Pengen banget kita menikah nantinya. Tapi pacaran dulu ya. Soalnya belum ada modal aku. Uangku masih tipis. Kau lihatnya susah kali aku beli bensin. Kau terimanya cintaku?” tanyaku penuh harap.
Sari hanya diam, diam …, diam … sampai akhirnya dia menunjukkan sebuah photo. Di saat itulah aku langsung pingsan.
Wah … akhirnya aku ditolak juga. Sadis pula itu.
sumber : bacacerpen.net
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H