“Pokoknya kita putus!” Sasa langsung menampar Andi dengan kerasnya. Wau … cewek itu ngeri juga ya.
Andi tidak terima. Dia langsung menampar Sasa tapi Sasa langsung menendang alat masa dengan Andi. Otomatis Andi tidak bisa bergerak. Apakah masa depan Andi terselamatkan?
Dan tiga puluh menit berlalu, Andi pun pergi meninggalkan Sasa. Setelah itu, aku langsung turun deh.
“Hehe, ternyata kamu lebih berani daripada dugaanku,” kataku setengah mengejek.
“Kamu! Siapapun kamu aku tidak peduli. Tapi aku berterima kasih kepadamu. Karena kata-katamu aku dapat menentukan sikap,” kata Sasa sambi memperlihatkan ekspresi puas.
Aku langsung tertegun.
“Oh ya sudah. Ngomong-ngomong sesama tuang selingkuh itu ya … harus sadar diri masing-masing,” kataku sambil berlari melewati rintang.
“AKU TIDAK SELINGKUH! DIA ITU TEMANKU YANG MENYAMAR JADI PACARKU!” Jerit Sasa mengejarku.
Sumber : bacacerpen.net
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H