Mohon tunggu...
mimi1510
mimi1510 Mohon Tunggu... -

hobby membaca, travelling, sedang belajar menulis, suka mengamati sesuatu yang orang lain kurang memberi perhatian.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Warung Kejujuran, Sarana Latihan Anti Korupsi

2 Maret 2010   16:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:39 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hari lalu saya melihat berita di tv yang menayangkan adanya kantin kejujuran di SMA 75 Jakarta. Menarik sekali, nampak kantinnya terbuka, bersih dan tanpa penjaga. Di atas meja terhampar bermacam kue dan snack khas jajanan anak sekolahan, tidak bedalah kengan kantin-kantin lain. Yang membedakan adalah di sini tidak ada penjaga warung yang melayani dan mengambil bayaran dari pembeli. Tapi di situ disediakan kotak transparan sebagai tempat menaruh duit jajanan. Nampak kotaknya hampir penuh.

Murid-murid bebas keluar masuk dan melayani diri sendiri, mengambil kue dan memasukkan uangnya ke dalam kotak (sebut saja kotak kejujuran).

Menurut saya ini adalah pelajaran anti korupsi sejak dini, di sini siswa dilatih untuk kebal mata dan hatinya untuk tidak tergiur mencuri hidangan gratis ataupun uang dalam kotak, buktinya pengelola yang telah menjalankan kantin kejujuran itu selama 2 tahun mengaku tidak rugi. Ide ini sangat bagus untuk diterapkan di tempat-tempat lain terutama sejak umur anakmasih muda. Saya sangsi seandainya ide diterapkan di instansi-instansi yang notabene penghuninya sangat heterogen backgroundnya dan usianya pun sudah lambat untuk dididik anti korupsi.

Saya teringat waktu masih kuliah dulu, di mana penjaga kos saya membuka warung intern dekat dapur kos yang menyediakan kebutuhan sehari2 anak kos (khusus perempuan) mulai indomie, gula, snack dll yang tidak selalu dia jaga (karena dia pun kerja di luar) tapi karena dia tidak menyediakan boks uang jadi anak-anak yang membeli barang hanya meletakkan uangnya dekat bangku yang ada di situ dan kita hanya mengkonfirmasi ketika penjaga itu sudah datang, demikian seterusnya dan saya belum pernah mendengar dia kehilangan barangnya.

Tampaknya lingkungan pergaulan kita pun cukup mempengaruhi perilaku kita, orang akan meniru berbuat jujur apabila di sekitarnya diapun melihat kejujuran. Demikian sebaliknya, orang yang hidup di lingkungan yang giat melakukan korupsi pasti akan tertular bahkan mungkin secara tidak sadar.

Sebaiknya pelajaran anti-korupsi dipraktekkan sejak dini, mulai dari rumah, sekolah-sekolah dasar dan seterusnya. Saya sangat mendukung salah satu bentuk pendidikan anti-korupsi melalui warung/kantin kejujuran. Mungkin ada usul-usul lainnya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun