Mohon tunggu...
AMRINA ROSYADA
AMRINA ROSYADA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Berenang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi Kurikulum Merdeka pada Pendidikan di Era Modern

22 Januari 2023   18:32 Diperbarui: 22 Januari 2023   18:35 811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nama Penulis: Amrina Rosyada (2100005224)

Instansi: UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

Prodi: PGSD

Mata Kuliah: Pengembangan Kurikulum

Dosen Pengampu: Satrianawati, M.Pd.

IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA PADA PENDIDIKAN DI ERA MODERN

Merdeka belajar merupakan program kebijakan baru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Kabinet Indonesia Maju, Nadiem Anwar Makarim. Menurut beliau, esensi kemerdekaan berpikir harus didahului oleh para guru sebelum mereka mengajarkannya pada siswa-siswi. Beliau menyebutkan bahwa dalam kompetensi guru level apa pun, tanpa ada proses penerjemahan dari kompetensi dasar dan kurikulum yang ada, maka tidak akan pernah ada pembelajaran yang terjadi.

Peluncuran merdeka belajar ini semakin meningkat dengan munculnya pandemi global yang melanda seluruh dunia. Sejak tahun 2020 hingga saat ini karena musibah pandemic Covid-19, membuat semua peserta didik harus belajar dari rumah. Pendidikan dilakukan secara serentak dengan cara berani menghindari pola pendidikan tatap muka (luring). Penangguhan tatap muka di sekolah ini telah menimbulkan pembelajaran muka akan penurunan kualitas pengetahuan kognisi,keterampilan vokasi, dan keterampilan sosial yang dimiliki pribadi siswa. dimulai dari penyampaian materi yang tidak leluasa, kesulitan untuk bertanya-tanya maupun dengan guru, serta merusak internet. Selain itu, proses pembelajaran daring yang diselenggarakan oleh guru belum menemukan format yang tepat di banyak sekolah sehingga efektivitasnya masih sering dipertanyakan. Dari permasalahan learning loss ini, dikhawatirkan siswa akan mengalami kesulitan belajar setelah masa pandemic Covid-19 usai. Jika kualitas siswa menurun, nantinya akan berimbas pada pembangunan pendidikan secara keseluruhan dan juga dunia kerja.

Namun, dalam pengimplementasian merdeka belajar ini, masih banyak menuai pro dan kontra dari berbagai pihak. Untuk pengimplementasiannya sendiri, memerlukan banyak proses, waktu, kesiapan, dan solidaritas. Pengimplementasian merdeka belajar memang tidak mudah, karena pendidikan di Indonesia masih tertinggal jauh. Pengimplementasian merdeka belajar ini tentunya akan menimbulkan beberapa perubahan dalam sistem pembelajarannya, yang dulunya hanya dilakukan di dalam namun sekarang dapat dilakukan senyaman mungkin demi mempermudah proses interaksi antara guru dan siswa. Sistem pembelajaran dalam program merdeka belajar ini nantinya akan didesain sedemikian rupa, sehingga dapat menciptakan karakter siswa dan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan tanpa harus terbebani dengan standar nilai dan target pencapaian yang tinggi.

Pendidikan sangatlah penting untuk setiap manusia, terlebih lagi bagi anak-anak siswa Sekolah Dasar (SD) Karena penanaman karakter siswa di mulai dari bangku Sekolah Dasar Dapat kita ketahui bahwa dunia Pendidikan juga tidak terlepas dari kegiatan kita sehari-hari sebab apa yang kita pelajari di dunia Pendidikan itu sesuai dengan kehidupan kita Selain itu, Pendidikan juga sebagai bekal kita dimasa yang akan datang dan terpenting lagi untuk generasi muda sekarang, berharap kelak bisa menjadi anak bangsa yang mampu menjunjung tinggi negara Indonesia. Dan menjadikan negara Indonesia sebagai negara maju dan lebih baik lagi dari masa sekarang Karena kita tahu bahwa sekarang seiring berjalannya. waktu zaman semakin modern jadi. Pendidikan juga harus dipersiapkan dari sekarang untuk memberikan atau mendapatkan ilmu pengetahuan baik itu tentang moral,karakter, kreatifitas dan kecerdasan bagi peserta didik. Peserta didik juga harus siap untuk mendapatkan tuntutan dalam dunia Pendidikan demi masa depan

Menanamkan karakter pada peserta didik sangat penting sekali. Karena, dari karakter itu sendiri mampu menciptakan kualitas yang baik bagi calon penerus bangsa. Jika, karakter saja tidak dibentuk dengan baik maka yang terjadi tentu akan tidak sesuai dengan harapan begitupun sebaliknya, jika karakter anak atau peserta didik dibentuk dengan baik maka akan tercipta calon penerus bangsa yang baik pula. Karakter bisa disebut sebagai penentu bagaimana kita dimasa yang akan datang. Tujuan dari Pendidikan sebagaimana yang telah tersirat di dalam Undang-Undang 1945 yaitu, mencerdasakan kehidupan bangsa. Bangsa yang cerdas tentunya tercipta dari karakter yang cerdas karakter yang berkualitas, dan karakter yang memiliki nilai tinggi. Maka dari itu, peran orang tua dan guru sangat penting untuk membentuk karakter pada anak usia dini terlebih untuk anak yang sudah duduk di bangku Sekolah Dasar karena, dari sini karakter sudah harus mulai di bangun agar tidak sulit pada saat memberikan wawasan, nilai-nilai karakter atau nilai moral bagi anak baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Karakter dibentuk bukan hanya di Sekolah saja melainkan pada lingkungan masyarakat pula. Sebab kita sebagai makhluk sosial memang harus mempunyai karakter yang baik untuk masyarakat tidak hanya untuk individu saja. Dari nilai-nilai karakter yang diajarkan kepada peserta didik merupakan nilai kemanusiaan yang terdiri dari pengalaman dan juga penghayatan bagi peserta didik mengenai hal-hal yang berharga bagi kehidupan nilai tersebut juga akan membentuk sikap begitupun dengan kepribadian anak untuk menciptakan karakter atau kehidupan yang baik bagi mereka di masa yang akan datang.

Penanaman karakter pada anak bisa dimulai dari kedisiplinan. Disiplin merupakan sesuatu yang harus diajarkan dan diterapkan kepada anak atau peserta didik. Karena, jika kita sebagai orang tua atau guru mengajarkan anak untuk disiplin maka anak akan memiliki jiwa karakter yang mulai dibangun secara perlahan. Dari kegiatan disiplin ini juga merupakan pengendalian diri terhadap sesuatu baik dari segi peraturan maupun aktivitas sehari-hari di lingkungan masyarakat Contoh dari disiplin yang harus diajarkan kepada anak SD adalah dimulai dari bangun tidur pagi hari untuk melakukan ibadah dan bersiap diri untuk pergi ke Sekolah, datang ke Sekolah tepat waktu, menaati peraturan yang ada di Sekolah, bersikap sesuai dengan norma-norma kehidupan yang berlaku. Dari hal kecil yang sudah diajarkan kepada orang tua atau guru untuk anak maka karakter mereka sudah mulai tersusun dengan baik dan teratur. Menanamkan kedisiplinan yang tepat dan baik maka akan menciptakan dan menghasilkan perilaku anak yang berkualitas juga, dari hal sepert ini mampu membuat anak atau peserta didik bisa hidup sesuai dengan nilai-nilai kehidupan atau norma-norma yang berlaku. Menciptakan karakter yang berkualitas bagi anak usia dini sangat penting dan memang harus dilakukan untuk menghasilkan generasi bangsa yang berkualitas pula.

Pada kesimpulan dari pembahan di atas adalah pada saat menanmkan karakter pada anak maka pahami terlebih dahulu typical anak atau siswa seperti apa dan apa yang membuatnya sulit untuk di berikan pengarahan. Jika guru sudah mulai memahami sifat yang dimiliki seorang siswa maka dari situ guru bisa mulai untuk membangun karakter pada anak secara perlahan namun pasti.

Merdeka Belajar makna kemerdekaan belajar, yakni memberikan guru dan murid untuk kebebasan, kebebasan untuk belajar dengan mandiri dan kreatif serta kesempatan belajar sebebas-bebasnya dan senyaman-nyamannya kepada anak didik untuk belajar dengan tenang, santai, dan gembira, dengan memperhatikan bakat alami yang mereka punyai, tanpa paksa mereka mempelajari suatu bidang pengetahuan di luar hobi dan kemampuan mereka, sehingga mereka memiliki portofolio yang sesuai dengan kegemarannya. Ada tiga hal kunci yang melandasi implementasi strategi Kurikulum Merdeka, yaitu Kurikulum merdeka adalah pilihan, implementasi kurikulum adalah proses belajar, dan dukungan implementasi kurikulum dilakukan secara komprehensif.

DAFTAR PUSTAKA

Abd. Hafid, Sudarto, dkk.2021. “Analisis Implementasi Program Merdeka Belajar di SDN 24 Macanang dalam Kaitannya dengan Pembelajaran IPA/Tema IPA”, dalam Seminar Nasional Hasil Penelitian 2021, “Penguatan Riset, Inovasi, dan Kreativitas Peneliti di Era Pandemi Covid-19”, ISBN: 978- 623-387-014-6

Ayu Tiwikrama, Sri, dkk. 2021. “Merdeka Belajar Dari Rumah: Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Lokalitas Dimasa Pandemi Covid-19”, dalam Jurnal Pemberdayaan Masyarakat 34, Volume 9 No. 1. ISSN: 2355- 8679.

Gampu, G., Pinontoan, M., & Sumilat, J. M. (2022). Peran Lingkungan Sekolah Terhadap Pembentukan Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab Siswa. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 4. https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i4.3090

Indarta, Y., Jalinus, N., Waskito, W., Samala, A. D., Riyanda, A. R., & Adi, N. H. (2022). Relevansi Kurikulum Merdeka Belajar dengan Model Pembelajaran Abad 21 dalam Perkembangan Era Society 5.0. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(2), 3011–3024. https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i2.2589

Doddy. 2022. Solusi Inovasi Pembelajaran di Daerah 3T, Ditjen Diktiristek Siapkan Mobil PJJ Kampus Merdeka dan Mobil Vaksinasi. https://dikti.kemdikbud.go.id/kabar-dikti/kabar/solusi-inovasipembelajaran-di-daerah-3t-ditjen-diktiristek-siapkan-mobil-pjjkampus- merdeka-dan-mobil-vaksinasi/.

Kepmendikbudristek nomor 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran.

Fuadi, T. M., & Aswita, D. (2021). Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM): Bagaimana Penerapan Dan Kedala Yang Dihadapi Oleh Perguruan Tinggi Swasta Di Aceh. Jurnal Dedikasi Pendidikan, 5(2), 603– 614. http://jurnal.abulyatama.ac.id/index.php/dedikasi.

Nasution, S. 2008. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta : Bumi Aksara. 

Sukmadinata, N.S. (2007). Pengembangan kurikulum; teori dan praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sudjana, Nana. 2005. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Jakarta : Sinar Baru Algensindo.

Zainudin, M. Reformasi Pendidikan: Kritik Kurikulum dan Manajemen Berbasis Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008. 

Meke, K. D. P., Astro, R. B., & Daud, M. H. (2021). Dampak Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) pada Perguruan Tinggi Swasta di Indonesia. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(1), 675–685. https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i1.1940.

”www.glorianet.org.WijiSuprayogi, dalam“Trend Dunia Pendidikan Modern”.  

https://online-journal.unja.ac.id/gentala/article/view/7097 

https://journal.uir.ac.id/index.php/Perspektif/article/view/3102

https://ejournal.insuriponorogo.ac.id/index.php/galamuna/article/view/802

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun