Mohon tunggu...
Amrina Rosyada
Amrina Rosyada Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hobi: Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diusir dari Bangsa Indonesia? Siapakah Sebenarnya PKI Itu?

9 Oktober 2022   23:00 Diperbarui: 9 Oktober 2022   23:13 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru -- baru kemarin kita baru saja memperingati  hari bersejarah dari para pahlawan revolusi kita yang telah mengorbankan seluruh harta dan nyawanya demi bangsa Indonesia atas pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI). Siapa sih yang ngga tau dengan peristiwa bersejarah  G30 S/PKI ? Ya, Partai Komunis Indonesia atau sering dikenal dengan nama PKI tersebut merupakan salah satu partai tertua dan terbesar di Indonesia yang berpaham komunisme. PKI ini dianggap sebagai partai pengkhianat di Indonesia, mengapa? Karena partai ini melakukan pemberontakan dan Gerakan 30 September terhadap perwira tinggi TNI AD Indonesia yang berkeinginan untuk mengganti ideologi bangsa Indonesia dari yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 menjadi ideologi Komunisme.

Secara umum G 30S/PKI dilatarbelakangi oleh dominasi ideologi Nasionalisme, Agama, dan Komunisme (NASAKOM) yang berlangsung sejak era Demokrasi Terpimpin diterapkan, yaitu pada tahun 1959 -1965 di bawah kekuasaan Presiden Soekarno. Peristiwa G 30 S/PKI terjadi pada tahun 1965 yang dipimpin oleh Dipa Nusantara Aidit atau DN Aidit yang merupakan pemimpin terakhir PKI. Peristiwa yang terjadi pada malam hari tersebut, tepatnya pada pergantian dari tanggal 30 September atau tanggal 1 Oktober melibatkan pasukan Cakrabirawa dan juga Partai Komunis Indonesia atau PKI, untuk menculik enam perwira tinggi berpangkat jenderal yaitu, Letjen TNI Ahmad Yani, Mayjen TNI Raden Suprapto, Mayjen TNI Mas Tirtodarmo Haryono, Mayjen TNI Siswondo Parman, Brigjen TNI Donald Isaac Panjaitan, dan Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo yang dibawa ke Lubang Buaya.Yang bermaksud untuk:

  • Menghancurkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan menjadikannya sebagai negara komunis
  • Menyingkirkan TNI Angkatan Darat dan merebut kekuasaan pemerintahan
  • Mewujudkan cita -- cita PKI, yakni menjadikan ideologi komunis dalam membentuk system pemerintahan yang digunakan sebagai alat untuk mewujudkan masyarakat komunis
  • Mengganti ideologi Pancasila menjadi ideologi Komunis
  • Kudeta yang dilakukan kepada Presiden Soekarno tak lepas dari rangkaian kegiatan Komunisme  Internasional

Peristiwa tersebut menorehkan luka yang mendalam terhadap bangsa Indonesia, karena itulah masyarakat menuntut Presiden Soekarno agar membubarkan Partai Komunis Indonesia atau PKI. Dengan berat hati, akhirnya Partai PKI yang sempat menjadi kekuatan bagi Presiden Soekarno pada aksi Ganyang Malaysia resmi dibubarkan. Kemudian Presiden Soekarno memberikan mandat pembersihan pada semua struktur pemerintahannya kepada  Mayor Jenderal Soeharto.

G 30 S/PKI terjadi pada malam hingga dini hari, yaitu tepat pada tanggal 30 September hingga masuk tanggal 1 Oktober 1965. Tiga dari enam orang yang menjadi target langsung dibunuh di kediamannya, sedangkan lainnya diculik dan dibawa menuju lubang buaya. Namun ada salah satu Jenderal yang berhasil selamat dari serangan PKI yaitu A H Nasution. Dengan adanya peristiwa tragedi tersebut, lalu apakah yang menjadi penyebab terjadinya pemberontakan tersebut? Mari kita simak penyebab -penyebab yang memicu terjadinya G 30 S/PKI:

  • Beredar isu kudeta Presiden Soekarno
  • Perpecahan di dalam badan militer
  • Terpengaruh perang dingin
  • Dominasi dari Ideologi NASAKOM
  • Terjadinya pertentangan antara PKI dan TNI
  • Kondisi Kesehatan Presiden Soekarno
  • Kondisi ekonomi di Indonesia saat itu
  • Keterlibatan pihak Amerika Serikat

Nah, dari adanya peristiwa pahit tersebut pantas saja masyarakat Indonesia menolak atas keberadaannya Partai Komunis tersebut. Karena dianggap sangat bertentangan dengan ideologi Pancasila, dimana  Pancasila sendiri mengandung nilai -nilai asas Pancasila yang menjadi landasan masyarakat dalam bersosialisasi, kehidupan beragama, hak asasi manusia, dan kerja sama. Berbeda dengan Ideologi Komunis, yang mengutamakan perjuangan kelas buruh dan pekerja serta menganggap sumber daya seperti kepemilikan barang, alat, dan aset itu milik bersama. Lalu apa yang menyebabkan Ideologi Komunis berbeda dan menyebabkan pertentangan dengan Ideologi Pancasila? Berikut ada beberapa penyebabnya:

  • Komunis menganut sistem politik satu partai dan tidak ada partai oposisi
  • Teori Komunisme mengajarkan pertentangan antar kelas dan hanya kaum proletar saja yang akan memegang pimpinan pemerintahan. Selain itu pemerintahan yang dijalankan secara diktator
  • Komunisme menghendaki masyarakat tanpa nasionalisme
  • Ajaran komunisme bersifat Atheis atau tidak percaya adanya Tuhan

Jadi, itulah yang menyebabkan antara Ideologi Pancasila dengan Ideologi Komunis tidak sinkron dan tidak bisa menyatu, karena memang jika dilihat -lihat sendiri memang tidak cocok. Maka dari itu masyarakat sangat cemas dan resah jika Partai Komunis masih berada di Indonesia dan dikhawatirkan akan menguasai pemerintahan Indonesia. Setelah mengetahui secara mendalam tentang paham Komunis dengan Ideologi Pancasila, dapat disimpulkan bahwa kita sebagai generasi penerus bangsa harus bisa menghargai perjuangan para pahlawan yang telah rela mengorbankan nyawanya demi masa depan dan kesejahteraan Negara Indonesia.

Terlepas dari banyaknya kabar yang masih simpang siur dan saling berlawanan, generasi muda harus sadar bahwa Pancasila yang lahir dari pemikiran tokoh -tokoh hebat dan melalui proses yang sangat Panjang tidak dapat digantikan. Oleh sebab itu, kita harus berbenah diri dan terus tanamkan Ideologi Pancasila kepada anak cucu kita, sehingga sejarah kelam ini tidak akan terulang kembali dikemudian hari. Serta pelajaran yang dapat kita ambil dari peristiwa G 30 S/PKI yaitu:

  • Memahami betul bahwa kontroversi dan propaganda melahirkan kebingungan dan adanya pergerakan semaunya sendiri tanpa mempertimbangkan orang lain
  • Memahami bahwa perebutan kekuasaan di dalam suatu bangsa dan negara akan selalu mengundang permasalahan. Baik itu dalam lingkup kelompok kecil maupun besar
  • Memahami bahwa kepemimpinan yang lemah bisa menyebabkan kehidupan bangsa dan negara melemah
  • Memahami bahwa jika pemerintahan gagal membangun perekonomian maka akan terjadi krisis ekonomi. Jika krisis ekonomi sampai terjadi maka akan terjadi pula krisis sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun