"Ya, Tin. Kebetulan di saat yang sama mbak ada tugas yang tak bisa ditolak dari atasan. Tenggat waktunya sangat ketat dan mendesak untuk diselesaikan segera," jawabku tegas.
Titin mendesah, aku menangkap nada kecewa disana.
"Tolong kamu mengerti, Tin..Mbak doakan semoga pernikahanmu dengan mas Yoga berjalan lancar ya,"kataku menenangkannya.
"Iya mbak, terimakasih,"sahut Titin kemudian menutup telepon.
Airmataku tiba-tiba menetes.
Dadaku terasa sesak.
Aku membatin: Maafkan mbak, aku hanya tidak ingin melihatmu bersanding di pelaminan bersama mas Yoga. Lelaki yang tiba-tiba memutuskan hubungan denganku setelah 3 tahun kami bersama, hanya seminggu sebelum melamarmu..Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H