Bentang Lazuardi petang ini,
seperti mengirim pesan untuk kita
Pilu yang sempat kau tambatkan di dermaga jiwa, adalah jejak suram kenangan yang selayaknya tak perlu ada
Bahwa keniscayaan kita menggapai mimpi yang absurd, seharusnya menjadi pilar keyakinan yang kita peluk erat, tak terlepaskan.
Dalam banyak hal, katamu, kita perlu banyak belajar pada ketulusan mawar mempersembahkan putiknya pada kupu-kupu, atau
keikhlasan mentari menyuguhkan cahayanya dengan setia setiap hari
dan kerelaan pipi menadah setiap perih yang mengalir deras dari air mata kita
Entahlah, memahami setiap desah igau dan keluhmu, membuatku kian sadar bahwa kita kerap
membangun ilusi getir yang dialirkan lewat jemari kita dengan sendu menikam
ketika sejatinya, disaat yang sama, kitapun dapat mengabaikankannya tanpa ada rasa bersalah