Mohon tunggu...
Amril Taufik Gobel
Amril Taufik Gobel Mohon Tunggu... Insinyur - Smiling Blogger, Restless Father, Lovely Husband and George Clooney wannabe :) See my Blog: http://daengbattala.com

Amril Taufik Gobel lahir di Makassar, 9 April 1970 dan lulusan Fakultas Teknik Jurusan Mesin UNHAS Angkatan 1989. Saat mahasiswa, pernah menjabat sebagai Redaktur Pelaksana Penerbitan Kampus Identitas (1992-1993) dan pendiri sekaligus Pemimpin Redaksi Surat Kabar Mahasiswa Fakultas Teknik UNHAS "Channel 9" (1991-1992). Seusai diwisuda tahun 1994, ia merantau ke Jakarta. Saat ini bekerja sebagai Direktur Eksekutif PT KPM Oil & Gas, Jakarta dan berdomisili di Cikarang. Ayah 2 anak ini juga mengelola blog pribadinya di www.daengbattala.com (pernah memenangkan blog favorit kategori Bahasa Indonesia dalam Lomba Blog International yang diadakan oleh The Bobs pada tahun 2010) serta menjabat sebagai Vice President Asean Blogger Chapter Indonesia sejak 2011. Telah menghasilkan 3 buku dari aktifitasnya ngeblog dan 2 diantaranya diterbitkan secara self publishing lewat www.nulisbuku.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Bekerja Keras dan Bertindak Cerdas Ala Merry Riana

21 November 2013   11:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:51 1636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Talk show Merry Riana, yang dikenal sebagai motivator ulung dan memiliki ikon "Mimpi Sejuta Dollar"tadi malam dalam acara MLD Talk-In , Rabu (20/11) di Jababeka Center, Marketing Gallery Movieland Kota Jababeka Cikarang meninggalkan kesan yang mendalam buat saya. Dihadapan sekitar 500-an peserta yang hadir (malah sebagian diantaranya terpaksa berdiri dibelakang karena tidak dapat kursi), Merry tampil memikat dengan menyampaikan pesan motivasi yang membumi dan mengena di hati. Berbeda dengan event MLD Talk-In yang saya hadiri bulan Juni silam dan menghadirkan penulis terkemuka Dewi"Dee"Lestari (baca reportasenya disini), event tadi malam begitu meriah dan ramai. Bahkan area dibuka lebih lebar hingga dua kali lipat dari acara sebelumnya untuk menampung hadirin yang datang.

Dipandu oleh pembawa acara yang kocak dan heboh, Ita Sembiring, acara ini terasa lebih hidup dan bergairah. Merry memulai presentasinya dengan mengajak hadirin untuk berdiri lalu mengikuti yel-yel yang diserukannya. "Indonesia!" , teriaknya lantang seraya mengepalkan tangan ke udara. "Pasti Bisa!" balas hadirin lebih kencang dengan aksi mengepalkan tangan pula ke atas. "Ice Breaking" yang dilakukan oleh Merry setidaknya membuat kami semua yang hadir tersentak dan kian bersemangat untuk menyimak materi yang disajikan.

Merry kemudian memulai dengan mengungkapkan bagaimana rahasia belajar yang efektif yakni : Partisipasi, Open Mind (pikiran terbuka) dan Action. Menurut wanita kelahiran Jakarta 29 Mei 1980 ini, partisipasi berarti peran serta hadirin untuk ikut terlibat secara aktif selama seminar/talkshow berlangsung dengan begitu nilai-nilai dan pesan-pesan yang disampaikan bisa terserap dengan baik. Sementara Open Mind dimaknai sebagai bagaimana cara pandang kita terhadap sesuatu dengan melihatnya dalam perspektif lebih luas, positif dan terbuka. Tidak hanya cara pandang namun sikap kita pula seyogyanya ikut terbuka. Sedangkan Action dapat diartikan sebagai kita mesti melakukan sesuatu, tak ada gunanya setelah mengikuti seminar motivasi lantas hanya berhenti jadi sekedar referensi. "Harap diingat, seminar motivasi laksana pemantik api, untuk menjaga nyalanya tetap terjaga, maka teruslah lakukan sesuatu sesuai dengan spirit seminar itu. Jangan berhenti," ucap jebolan Electrical and Electronics Engineering (EEE) di Nanyang Technological University (NTU) Singapura ini dengan mata berbinar.

Merry kemudian menuturkan kisah jatuh bangunnya hingga kemudian sukses menjadi Entrepreneur wanita yang sukses di usia muda serta kini menjadi seorang Speaker, Trainer dan menjadi Motivator Wanita No.1 di Asia. Kerusuhan 1998 di Jakarta menguburkan impiannya untuk melanjutkan kuliah dan untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan, oleh keluarganya, Merry diminta bersekolah di luar negeri. Karena pertimbangan jarak yang relatif dekat, Singapura menjadi pilihan negara tempatnya menuntut ilmu. Tanpa persiapan yang memadai untuk kuliah di luar negeri, Merry sempat gagal dalam tes bahasa Inggris di Nanyang Technological University. Tanpa persiapan bekal dana yang memadai pula, Merry meminjam dana dari Pemerintah Singapura. Ia meminjam dana beasiswa dari Bank Pemerintah Singapura sebesar $40.000 dan harus dilunasi setelah ia lulus kuliah dan bekerja.

Dengan hanya mengantungi $S 10 seminggu Merry harus pandai-pandai mengatur keuangannya dengan cara berhemat. Merry menyiasatinya dengan hanya makan mie instant di pagi hari,makan siang dengan 2 lembar roti tanpa selai. "Yang menyedihkan, saya kerapkali memakan bekal saya itu, ditempat tersepi di kampus, yakni toilet,"katanya mengenang. Kehidupan yang sangat memprihatinkan tersebut mendorongnya untuk mencari penghasilan diluar kegiatan kuliahnya di kampus. Dari mulai membagikan pamflet/brosur di jalan,menjadi penjaga toko bunga,dan menjadi pelayan Banquet di hotel.

"Menjalani kehidupan yang memprihatinkan itu membuat saya tersadar, saya harus mengubah nasib saya menjadi lebih baik dan orang yang bisa merubahnya tak lain diri saya sendiri," ujarnya dengan mata berbinar. Titik balik itu terjadi saat ia merayakan ulang tahun ke-20. "Saya harus punya kebebasan finansial sebelum usia ke-30. Itulah mimpi sejuta dollar saya yang membuat saya bangkit dan terus maju," tambah ibu 2 anak ini. Merry menyatakan jika selama ini dia hanya "bertahan" dalam arti pasrah dengan keadaan yang ada, maka ia merubah mindset-nya dengan "berjuang" untuk meraih kualitas hidup yang lebih baik, tanpa menyerah.

Dengan bekerja keras dan bertindak cerdas, Merry berhasil meraih mimpinya menghasilkan S$ 1.000.000 pada usia 26 tahun. Kiprahnya ini diabadikan di artikel The Strait Times pada tanggal 26 Januari 2007 yang berjudul "She's made her first million at just age 26" ("Ia mencapai satu juta dolar pertamanya di usia 26 tahun") serta buku " Mimpi Sejuta Dolar " yang langsung menjadi National Bestseller hanya dalam waktu 1 bulan setelah peluncurannya.

Ada momen menarik yang cukup mengharukan semalam. Seorang peserta perempuan yang nampaknya berasal dari Singapura datang khusus untuk menemui Merry. Pada kesempatan bertanya, ia menanyakan dalam bahasa Inggris, apakah ia bisa memeluk dan mencium pipi Merry karena hal ini sangat didambakannya saat bertemu dengan sosok idolanya itu. Merry memenuhi permintaan tersebut dan mereka pun berpelukan diatas panggung diiringi tepuk tangan gemuruh hadirin.

"Saya memiliki 3 tips sederhana untuk bisa meraih sukses yaitu: Think Big, Start Small and Move Fast", kata Merry. Ia kemudian menjelaskan bahwa Think Big bisa dimaknai sebagai bermimpi besar untuk meraih harapan yang kita inginkan dimasa depan. "Start Small adalah mulailah dari hal yang kecil, tapi intens dan konsisten, jalani prosesnya dan nikmatilah. Itu menjadi bagian dari perjuangan kita, serta Bergeraklah lebih cepat (Move Fast), jangan ketinggalan, kejarlah impian itu dengan penuh semangat," kata Merry selain menjadi Financial Consultant terkemuka juga mendirikan MRO (Merry Riana Organization). Bersama timnya di MRO, Merry memiliki program pemberdayaan perempuan dan anak-anak muda. Anggota timnya di lembaga ini bahkan tergolong muda, berusia 20-30 tahun.

Dikesempatan tersebut, Merry juga menjelaskan hirarki untuk mencapai Kebebasan Finansial (Financial Freedom) yaitu dimulai dari Financial Mess (kekacauan finansial) dimana pada saat itu seseorang masih kacau balau mengelola keuangannya bahkan kerapkali pengeluaran jauh lebih besar dari pendapatan, berikutnya adalah Financial Security (Keamanan finansial) dimana pada tahap ini, seseorang sudah mulai bisa mengatur keuangan dengan lebih baik termasuk memiliki tabungan untuk membiayai hidupnya paling tidak 3-6 bulan kedepan. Tahapan selanjutnya adalah Financial Flexibility (Fleksibilitas Finansial) dimana seseorang bisa lebih luwes dalam mengatur keuangannya bahkan bisa melakukan investasi jangka panjang, dan yang terakhir barulah Financial Freedom (Kebebasan Finansial) dimana seseorang sudah lebih memiliki keleluasaan lebih besar dalam mengelola keuangannya dengan masa depan yang lebih baik.

Menjelang acara ditutup, Merry mengungkapkan kutipan menarik yang juga menjadi salah satu prinsip hidupnya:“There’s no growth in comfort zone, and there’s no comfort when we growth” (Tidak ada pertumbuhan ketika kita berada di zona nyaman, dan tidak ada kenyamanan saat kita sedang bertumbuh). Merry meyakini tantangan berat yang dihadapi saat kita bertumbuh menjadi lebih baik memang tidak nyaman, namun itu menjadi hikmah terbaik untuk bangkit dan belajar dari kesalahan. "Zona nyaman seringkali memerangkap kita sehingga kita tak bisa leluasa untuk tumbuh, justru kita akan semakin banyak belajar dari kesalahan dan kegagalan ketika kita keluar dari zona nyaman dan berjuang dengan penuh keyakinan," tutup Merry yang disambut tepuk tangan meriah hadirin.

Rangkaian acara semalam berakhir pukul 20.30 dan diakhiri dengan foto bersama serta penandatanganan buku sambil diiringi musik indah dari "Kilas Balik" Band. Terimakasih kepada Merry Riana atas "Vitamin" motivasi yang telah diberikan dan sangat bermanfaat buat kami semua yang hadir. Terimakasih pula pada MldTalk_In dan GB Club Jababeka yang telah menyelenggarakan acara inspiratif ini, semoga dimasa-masa mendatang, acara serupa kembali digelar di Cikarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun