Segala sesuatu di muka bumi ini senantiasa berjalan ke Prinsip Keseimbangan, Jika ada gelap maka ada terang; baik akan menjadi penyeimbang buruk; demikian pula atas dan bawah; kuat dan lemah, siang dan malam serta musim penghujan dan musim kemarau. Didalam filosofi Taoist atau Filosofi Tionghoa ada Konsep Yin dan Yang, dimana mereka mendeskripsikan sifat kekuatan yang saling berhubungan dan berlawanan di dunia ini dan bagaimana mereka saling membangun satu sama lain.
Bagaimana dalam pandangan Islam? Simaklah firman Allah dalam QS. Yasin: 36-37: "Mahasuci (Allah) yang telah menciptakan semuanya berpasang-pasangan, baik dari apa yang telah ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka sendiri maupun dari apa yang tidak mereka ketahui. Dan suatu tanda kebesaran Allah swt bagi mereka adalah malam, kami tanggalkan siang dari (malam) itu, maka seketika itu mereka (berada dalam) kegelapan." Dengan jelas Allah SWT tekah memberikan isyarat kepada kita bahwa segala sesuatunya selalu ditetapkan secara "TAWAZUN" atau seimbang, yaitu dengan diciptakan segala sesuatunya secara berpasang-pasangan (Darus-Syifa Blog).
Sekali lagi Keseimbangan, saya kemudian tiba-tiba berpikir proses tercepat menuju keseimbangan itu seperti apa? pergerakannya seperti apa? dan bagaimana ini berjalan secara teratur dalam ketidakaturan? Jika ban sepeda motor atau mobil itu segi empat tentunya akan menjadi sulit melawan sifat yg statis; tapi ilmu pengetahuan kemudian mengajarkan manusia untuk membuatnya menjadi bulat atau berbentuk lingkaran.
Dalam tahapan lebih lanjut apa ada hubungannya dengan bentuk Bumi yang juga Bulat? Wallahu A'lam ... Allah Maha Mengetahuinya; yang saya lebih concern adalah bentuk bulat pada frame keseimbangan; yang ternyata begitu dinamis dan begitu mudahnya untuk berubah; demiian pula kehidupan, yang seringkali dikatakan "roda itu berputar"; begitu dinamisnya sehingga dalam suatu waktu kau tak akan menyadari tiba-tiba engkau ada dibawah.
Ketika kau ada dibawah, maka muncullah "seharusnya yang diatas berpikir dan bertindak sebagai berikut, bla, bla, bla dan masih banyak seharusnya, seharusnya yang lain. Kalau begitu kepada anda yang sedang diatas, sempatkanlah, sadarilah untuk berpikir dan berpandangan serta bertindak "seharusnya"; Kepada anda yang berada dibawah, maka ingat dan catatlah baik-baik "seharusnya" dan "seharusnya" yang lain; agar ketika anda sedang diatas tidak menjadi lupa atau alpha untuk berpikir, berbuat dan bertindak.
Ah, ini Bulan Ramadhan, Bulan penuh Berkah, Bulan Kebajikan, Mumpung anda sedang berada diatas; ingatlah rejeki Sang Fakir yang dititipkan melalui Anda, Ayo memberi bagi yang berlebih kepada yang kekurangan, sebelum Roda Keseimbangan memutarmu turun kebawah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H