Mohon tunggu...
Inview
Inview Mohon Tunggu... Freelancer - Indonesia View

Cara lain melihat Indonesia dari yang tidak penting menjadi penting. Ditulis dengan bebas dan tetap dalam kaedah jurnalistik.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Pendidikan untuk Anak

21 September 2015   08:41 Diperbarui: 21 September 2015   08:55 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hal ini dia taklukkan sebagaimana hadits Rasulullah . Yang mengatakan kota Konstatinopel lebih dahulu ditaklukkan oleh umat Islam. Dan panglima yang menaklukan adalah panglima terbaik. Umat Islam dari masa sahabat sampai ke generasi ke enam belum ada yang bisa menaklukkan, namun Muhammad Alfatih yang merupakan generasi yang ke 7 baru bisa menaklukannya. Apa yang kita tanam maka itu yang akan kita petik. Kita tanam kepada anak kita TV perusak maka hasilnya sudah pasti, tidak perlu kita sebutkan lagi.

            Anak-anak cenderung mengikuti kita, apa yang kita ucap, langkah, sampai gaya dan kesopanan juga tidak tinggal diperhatikan. Kita selaku orangtuanya menjadi contoh baginya. Ketika kita pakai pakaian yang mohon maaf belum menutupi aurat kita selaku ibunya, maka jangan heran kalau anak kita mengikutinya. Ketika kita berlaku kasar didepan anak-anak kita maka jangan heran kalau anak-anak kita nakal.

            Terus bagaimana kalau anak-anak kita tinggal hanya bersama pebantu rumah tangga. Dan kita hanya sedikit waktu bersamanya. Apalagi ada yang menitipkan kepada tempat penitipan anak, sungguh keibuan dan kebapakan kita akan hilang darinya. Jangan heran kalau dia lebih cenderung kepada lingkungannya, walaupun kita tidak mau anak kita demikian.

            Ketika anak kita yang diajarkan oleh pebantu lulusan SD maka itulah guru pertamanya. Sedangkan ibunya yang S2 tapi sibuk kerja, tidak ada gunanya untuk anaknya. Anak sebagai generasi kita yang perlu kita didik semaksimal mungkin. Maka bagi ibu yang S1 atau S2 kuliahnya jangan malu tinggal dirumah bersama anak-anak, karena memang itu tugas kita bagi seorang ibu. Ayahnya, tugasnya mencari nafkah untuk istrinya dan keluarga. Membantu suami boleh-boleh saja, tapi jangan sampai anak-anak kita terlantar begitu saja. Anak aset masa depan dan penyelamat diakhirat nantinya.

            Begitu juga kalau anak sudah biasa dengan lingkungannya, akan susah mendengarkan ucapan kita selaku orangtua. Ketika kita bilang A, guruku bilang kalau itu adalah B. Maka jangan heran anak-anak nakal tidak mendengarkan kita orangtuanya. Maka dari itu kepedulian kita terhadap anak sangatlah penting guna untuk membentuk karakternya dan menjadikan mereka anak-anak yang shaleh dan shaleha.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun