Mohon tunggu...
Inview
Inview Mohon Tunggu... Freelancer - Indonesia View

Cara lain melihat Indonesia dari yang tidak penting menjadi penting. Ditulis dengan bebas dan tetap dalam kaedah jurnalistik.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Stop TV Perusak

18 September 2015   19:06 Diperbarui: 18 September 2015   19:58 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada hal yang bermanfaat seperti berita, namun menonton berita juga harus kritis. Karena media sekarang bukan lagi saluran. Kalau dulu kopi keluarnya tetap kopi, kalau sekarang bisa jadi yang keluar kopi susu. Karena media sudah dipengaruhi oleh pemilik modal, politik dan lain-lain. Sehingga berita tidak ada yang seimbang. Selalu memihak kepada pengiklan, dan siapa yang bermain dibalik layar itu. Selain itu televise juga mengalihkan isu, lagi isu korupsi tiba-tiba sudah ada isu terorisme. Sehingga yang korupsi tidak terlihat lagi dimedia. Jadi pencuri Negara aman-aman saja dengan isu terorisme. Yang menjadi korban adalah umat Islam, yang selalu disudutkan.

Televise juga menayangkan kajian-kajian keislaman. Namun yang diundang adalah tokoh-tokoh dan ulama yang error pemikirannya. Yang mengatakan jilbab itu tidak wajib, yang mengatakan lesbiyan boleh, yang mengatakan semua agama sama. Inilah yang ditayangkan oleh televise. Sehingga bukan bertambah keimanan tapi kesesatan yang terjadi. Bila ada ustadz yang menjelaskan tentang kebenaran pasti akan mendapatkan vonis teroris, radikalis, ekstrimis dan sebagainya, sehingga tidak mendapat lagi undangan dari kajian televise. Sehingga para ulama yang benar tidak lagi bisa mengatakan yang benar, selain menjelaskan pahala-pahala sebuah amalan. Sedangkan ketauhidan tidak ada, sehingga umat tau bagaimana beriman tapi tidak tau kenapa harus beriman.

Inilah yang terjadi dizaman sekarang yang benar disalahkan dan yang salah dibenarkan. Dalam hal ini Allah berfirman:

`s9ur 4ÓyÌös? y7Ytã ßqåkuø9$# wur 3t»|Á¨Y9$# 4Ó®Lym yìÎ6®Ks? öNåktJ¯=ÏB 3 ö@è% cÎ) yèd «!$# uqèd 3yçlù;$# 3 ÈûÈõs9ur |M÷èt7¨?$# Nèduä!#uq÷dr& y÷èt/ Ï%©!$# x8uä!%y` z`ÏB ÉOù=Ïèø9$#   $tB y7s9 z`ÏB «!$# `ÏB <cÍ

Artinya: “orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.”

Dalam ayat diatas jelas, millah disini tidak harus agama, gaya hidup, pemikiran. Tayangan televise jelas sekali untuk merusak moral bangsa, seperti yang telah kita bahas diatas. Boleh berislam tapi pemikiran tidak Islam, akhlak bukan Islam, gaya bukan Islam, dan lainnya. Alhamdulillah untuk menjawab hal ini lahir tv-tv Islam yang dikenal dengan tv da’wah, sebut saja Rodja TV, Wesal TV, Insan TV, Ahsan TV, Bunayya TV, Surau TV, Hang TV, Yufid TV, IHBS TV, Suara Iman, Erje TV, SN TV, Iqra’ TV, Telivisi Internasional ada Mekkah Live, Madinah Live, Peace TV dan lain-lain.

Bagi anda yang sering akses internet menonton tv, lihat saja di http://www.useemoslem.com/ semua tv da’wah ada website itu. Sementara kami juga berniat mendirikan streening TV yang telah kami rancang dengan nama ATV, dan Dewan Da’wah sendiri juga memiliki streening tv yaitu dewandakwah.tv. dari alasan diatas maka sudah pantaslah kita beralih kepada tv-tv Islam yang jujur bersuara dan pastinya tidak ada iklan aneh-aneh. Maka tiada kata selain stop televise nasional dan beralih ke tv-tv Islam yang bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun